PKS belum menentukan sikap dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Apakah mendukung pasangan Foke-Nara atau Jokowi-Basuki.
Petinggi partai itu tidak bisa memutuskan. Mereka perlu meÂlakukan survei, apakah menduÂkung Fauzi Bowo-Nachrowi RamÂli (Foke-Nara) atau pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja PurÂnama (Jokowi-Basuki).
Calon Gubernur DKI Jakarta yang gagal masuk dua besar, HiÂdayat Nur Wahid mengharapkan partainya memikirkan baik-baik untuk memberikan dukungan pada putaran kedua.
“Saya berharap partai tidak tranÂsaksional mengenai mahar. SeÂbab, ini juga menentukan naÂsib partai di kemudian hari,†kata Hidayat Nur Wahid kepada RakÂyat Merdeka, Jumat (20/7).
Selain itu, bekas Presiden PKS itu berharap agar partainya bisa mendukung calon yang baik unÂtuk Jakarta dan umat Islam yang menjadi pendukung PKS.
“Pendukung PKS di Jakarta cukup besar dan saya berharap seÂmakin besar lagi jika keputusan sesuai dengan harapan umat Islam di Jakarta,†ujarnya.
Berikut Kutipan SelengÂkapnya:
Apapun putusan partai nanti jangan bersikap transaksional teÂruÂtama yang terkait dengan maÂhar pendukungan. Partai harus mampu menghadirkan perubahan yang bagus bagi kehidupan warga Jakarta.
Selain itu untuk warga Jakarta senÂdiri harus diingatkan dalam berÂtanggung jawab atas pilihanÂnya dan mengambil resiko yang telah dilakukan.
Idealnya mendukung Foke atau Jokowi?
Dari kader kita memang ada opsi mendukung Jokowi atau FoÂke atau tidak mendukung keduaÂnya. Itu artinya partai harus mengÂkaji dulu yakni dengan suaÂra terÂbanyak dan diukur mana yang leÂbih baik buat Jakarta, PKS, dan umat Islam yang menÂjadi penÂduÂkung utama pendukung PKS.
Tentu saja ini proses itu sedang berjalan, apapun penyikapan PKS nanti terkait kedaulatan warÂga Jakarta, kita tunggu saja.
Apa Jokowi sudah menawarÂkan Anda bergabung?
Ya, sudah. Jokowi melakukan itu Âsaat pencoblosan berlangsung, 11 Juli lalu. Saat itu Jokowi daÂtang menemui saya pukul 11.45 WIB. Ini berarti belum ada hiÂtungan cepat.
Bukankah saat itu hanya silaturahmi saja?
Selain melakukan silaturahmi, Pak Jokowi mengatakan kalau saÂya maju pada putaran kedua, beÂliau akan mendukung saya. Tapi kalau beliau masuk putaran keÂdua, Pak Jokowi minta saya menÂdukungnya.
Apa Anda menjawab taÂwaÂran itu?
Belum. Jawaban saya saat itu adalah kalau pun saya masuk puÂtaran kedua tapi kita merasa perlu selesaikan maslah DPT dan intiÂmidasi yang dilakukan pada kaÂder kami semasa kampanye.
Selain itu money politic juga harus diselesaikan. Intinya, beÂlum saya putuskan masalah duÂkung mendukung, nanti partai yang akan memutuskan.
Sekarang ini apa yang akan Anda lakukan?
Saat ini saya lebih banyak berÂkerja untuk menegakkan jati diri parÂtai dalam membangkitkan konÂsolidasi yang hadir seperti tahun 2004 dan 2009
Sekarang ini saya lebih banyak mendengarkan pendukung saya mengenai hasil Pilkada DKI Jakarta 2012 ini. Mereka adalah pedagang pasar, tukang ojek, aktivis, pengurus RT, polisi, dan kader PKS.
Memangnya apa komentar mereka?
Menurut mereka kenyataan ini adalah sesuatu yang sulit dicerna dan diterima rasio, karena dengan kegiatan yang begitu masif dan program yang kita hadirkan serta penerimaan publik yang cukup baik. Pada malam sebelum penÂcoÂblosan kami justru mempreÂdikÂsikan minimal kami masuk puÂtaran kedua.
Hampir setiap hari saya menÂdengarkan kekecewaan dan keÂanehan dari beragam profesi. Ini mengingatkan seperti kemenaÂngÂan Partai Demokrat dalam Pemilu 2009 yang dikenal sebagai tsunaÂmi SBY pada waktu itu.
Apa Anda diam saja?
Tidak. Saya tidak mau menjadi terÂmangu-mangu atas hasil yang ada, atau membuang waktu saya dengan berandai-andai. Saya tenÂtunya akan melakukan kegiatan produktif dan konstruktif.
Evaluasi masih berjalan sampai saat ini. Semuanya akan kita siÂkapi secara ksatria dan menÂjadiÂkan peristiwa ini sebagai camÂbuk untuk lebih baik lagi.
Ada yang menganjurkan Anda masuk bursa capres, apa komentar Anda?
Saya berterima kasih atas koÂmenÂtar itu. informasi itu juga yang saya terima melalui telpon dan SMS saya mengapresiasi usuÂÂlan itu. Namun saya berpenÂdaÂpat tidak mau terlalu dini memÂbahas mengenai Pilpres 2014.
Kenapa?
Saya tidak melihat apakah saya sesuai harapan untuk dicapreskan atau tidak. Yang terpenting bagi saya adalah menyelamatkan parÂtai. Memang target kemenangan kami belum mencapainya, tapi dari sisi menghadirkan konsoliÂdaÂsi sangat sukses.
Ada yang nilai karier politik Anda tamat, apa komentarÂnya?
Saya juga mengucapkan terima kasih atas komentar itu. Tapi kaÂrier politik tidak ada kait-mengait dengan hasil Pilkada.
Mungkin meÂreka yang berÂbicara tidak mengÂhitung konÂsoÂliÂdasi yang seÂmakin kuat kaÂrena kehadiran saÂya. Kalau terus diÂkaitÂkan ke situ, pasti siapapun biÂlang karier saya dianggap taÂmat. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: