WAWANCARA

Hidayat Nur Wahid: Saya Berharap PKS Hindari Transaksional Mahar...

Senin, 23 Juli 2012, 09:51 WIB
Hidayat Nur Wahid: Saya Berharap PKS Hindari Transaksional Mahar...
Hidayat Nur Wahid

rmol news logo PKS belum menentukan sikap dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Apakah mendukung pasangan Foke-Nara atau Jokowi-Basuki.

Petinggi partai itu tidak bisa memutuskan. Mereka perlu me­lakukan survei, apakah mendu­kung Fauzi Bowo-Nachrowi Ram­li (Foke-Nara) atau pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Pur­nama (Jokowi-Basuki).

Calon Gubernur DKI Jakarta yang gagal masuk dua besar, Hi­dayat Nur Wahid  mengharapkan partainya memikirkan baik-baik untuk memberikan dukungan pada putaran kedua.

“Saya berharap partai tidak tran­saksional mengenai mahar. Se­bab,  ini juga menentukan na­sib­ partai di kemudian hari,” kata Hidayat Nur Wahid kepada Rak­yat Merdeka, Jumat (20/7).

Selain itu, bekas Presiden PKS itu berharap agar partainya bisa mendukung calon yang baik un­tuk Jakarta dan umat Islam yang menjadi pendukung PKS.

“Pendukung PKS di Jakarta cukup besar dan saya berharap se­makin besar lagi jika keputusan sesuai dengan harapan umat Islam di Jakarta,” ujarnya.

Berikut Kutipan Seleng­kapnya:

PKS sedang menimang-ni­mang siapa yang didukung un­tuk putaran kedua, apa saran Anda?

Apapun putusan partai nanti jangan bersikap transaksional te­ru­tama yang terkait dengan ma­har  pendukungan. Partai harus mampu menghadirkan perubahan yang bagus bagi kehidupan warga Jakarta.

Selain itu untuk warga Jakarta sen­diri harus diingatkan dalam ber­tanggung jawab atas pilihan­nya dan mengambil resiko yang telah dilakukan.


Idealnya mendukung Foke atau Jokowi?

Dari kader kita memang ada opsi mendukung Jokowi atau Fo­ke atau tidak mendukung kedua­nya. Itu artinya partai harus meng­kaji dulu yakni dengan sua­ra ter­banyak dan diukur mana yang le­bih baik buat Jakarta, PKS, dan umat Islam yang men­jadi pen­du­kung utama pendukung PKS.

Tentu saja ini proses itu sedang berjalan, apapun penyikapan PKS nanti terkait kedaulatan war­ga Jakarta, kita tunggu saja.


Apa Jokowi sudah menawar­kan Anda bergabung?

Ya, sudah. Jokowi melakukan itu ­saat pencoblosan berlangsung, 11 Juli lalu. Saat itu  Jokowi da­tang menemui saya pukul  11.45 WIB. Ini berarti belum ada hi­tungan cepat.


Bukankah saat itu hanya silaturahmi saja?

 Selain melakukan silaturahmi, Pak Jokowi mengatakan kalau sa­ya maju pada putaran kedua, be­liau akan mendukung saya. Tapi kalau beliau masuk putaran ke­dua, Pak Jokowi minta saya men­dukungnya.


Apa Anda menjawab ta­wa­ran itu?

Belum. Jawaban saya saat itu adalah kalau pun saya masuk pu­taran kedua tapi kita merasa perlu selesaikan maslah DPT dan inti­midasi yang dilakukan pada ka­der kami semasa kampanye.

Selain itu money politic juga harus diselesaikan. Intinya, be­lum saya putuskan masalah du­kung mendukung, nanti partai yang akan memutuskan.


Sekarang ini apa yang akan Anda lakukan?

Saat ini saya lebih banyak ber­kerja untuk menegakkan jati diri  par­tai dalam membangkitkan kon­solidasi yang hadir seperti tahun 2004 dan 2009

Sekarang ini saya lebih banyak mendengarkan pendukung saya mengenai hasil Pilkada DKI Jakarta 2012 ini. Mereka adalah  pedagang pasar, tukang ojek, aktivis, pengurus RT, polisi, dan kader PKS.


Memangnya apa komentar mereka?

Menurut mereka kenyataan ini adalah sesuatu yang sulit dicerna dan diterima rasio, karena dengan kegiatan yang begitu masif dan program yang kita hadirkan serta penerimaan publik yang cukup baik.  Pada malam sebelum pen­co­blosan kami justru mempre­dik­sikan minimal kami masuk pu­taran kedua.

Hampir setiap hari saya men­dengarkan kekecewaan dan ke­anehan dari beragam profesi. Ini mengingatkan seperti kemena­ng­an Partai Demokrat dalam Pemilu 2009 yang dikenal sebagai tsuna­mi SBY pada waktu itu.

Apa Anda diam saja?

Tidak. Saya tidak mau menjadi ter­mangu-mangu atas hasil yang ada, atau membuang waktu saya dengan berandai-andai. Saya ten­tunya akan melakukan kegiatan produktif dan konstruktif.


Apakah DPD PKS DKI telah melakukan evaluasi?

Evaluasi masih berjalan sampai saat ini. Semuanya akan kita si­kapi secara ksatria dan men­jadi­kan peristiwa ini sebagai cam­buk untuk lebih baik lagi.


Ada yang menganjurkan Anda masuk bursa capres, apa komentar Anda?

Saya berterima kasih atas ko­men­tar itu. informasi itu juga yang saya terima melalui telpon dan SMS saya mengapresiasi usu­­lan itu. Namun saya berpen­da­pat tidak mau terlalu dini mem­bahas mengenai Pilpres 2014.


Kenapa?

Saya tidak melihat apakah saya sesuai harapan untuk dicapreskan atau tidak. Yang terpenting bagi saya adalah menyelamatkan par­tai. Memang  target kemenangan kami belum mencapainya, tapi dari sisi menghadirkan konsoli­da­si sangat sukses.

 

Ada yang nilai karier politik Anda tamat, apa komentar­nya?

Saya juga mengucapkan terima kasih atas komentar itu. Tapi ka­rier politik tidak ada kait-mengait dengan hasil Pilkada.

Mungkin me­reka yang ber­bicara tidak meng­hitung kon­so­li­dasi yang se­makin kuat ka­rena kehadiran sa­ya. Kalau terus di­kait­kan ke situ, pasti siapapun bi­lang karier saya dianggap ta­mat. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA