Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menkes Tetap Bekerja Tiap Hari Stafnya Lapor

Dirawat di Gedung Kencana RSCM

Minggu, 22 April 2012, 09:15 WIB
Menkes Tetap Bekerja Tiap Hari Stafnya Lapor
Endang Rahayu Sedya­ningsih
RMOL.Gedung delapan lantai itu tampak kontras dengan bangunan lainnya yang ada di kompleks Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sebagian besar gedung di rumah sakit rujukan nasional ini masih bangunan lama.

Gedung yang diberi nama Ken­cana ini memiliki desain mo­dern dengan dinding ditutupi kaca warna biru. Masuk ke ge­dung lewat pintu kaca yang ter­buka dan menutup secara oto­matis terlihat lobby yang lapang.

Lantainya yang dilapisi granit tampak bersih dan kinclong. Din­ding di belakang tempat registrasi dan informasi juga dilapisi granit hitam. Tiang-tiang bulat pe­nyangga gedung ditutupi stain­less steel.

Di lobby ini disediakan ruang tunggu yang berbentuk bundar. Letaknya di bagian kanan. Di sini disediakan tempat duduk panjang warna merah. Tempat duduk yang empuk itu berbentuk me­leng­kung dan melingkar. Mem­buat pengunjung betah berlama-lama menunggu.

Interior model ini jarang kita te­mukan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah. Pelayanan ke­sehatan di paviliun Kencana ini me­mang diarahkan agar bisa bertaraf internasional.

Di paviliun inilah Menteri Ke­sehatan Endang Rahayu Sedya­ningsih dirawat sejak Senin lalu (16/4). “Ibu masih dirawat di sini,” kata Putri, staf di meja in­formasi paviliun Kencana.

Informasi yang diperoleh Rak­yat Merdeka, ada empat tipe ka­mar di paviliun. Yakni VIP, VVIP, Suite Room dan Presiden Suite Room. Fasilitas yang disediakan di kamar perawatan cukup mewah.

Kamar VIP memiliki luas 12,21 meter persegi yang dileng­kapi tempat tidur elektrik, kursi tamu, kulkas, dispenser, lemari pa­kaian, LCD TV 32 inci, 1 kamar mandi dengan fasilitas air panas. Tarifnya Rp 1.390.000 sehari.

Kamar VVIP lebih luas. Uku­rannya 23,3 meter persegi. Di­dalamnya terdapat tempat tidur elektrik, sofa, kulkas, dispenser, microwave, lemari pakaian, LCD TV 32 inci, 1 kamar mandi de­ngan fasilitas air panas. Tarif  per harinya Rp 1.960.000.

Ukuran Suite Room dua kali lipat dari kamar tipe VIP. Di ka­mar berukuran 58,51 meter per­segi terdapat tempat tidur elek­trik, ruang tamu dan keluarga, ruang makan dan dapur, fur­niture modern, kulkas, dispen­ser, micro­wave, lemari pakaian, LCD TV 37 inci, 2 kamar mandi de­­ngan fasilitas air panas, ka­mar ti­dur penunggu. Tarifnya Rp 2.490.000 sehari.

Sementara kamar tipe Pre­sident Suite memiliki luas 72,65 meter persegi. Dengan fasilitas tempat tidur elektrik, ruang untuk tamu dan keluarga, ruang makan dan dapur, furniture modern, kul­kas dua pintu, dispenser, mic­ro­­wa­ve, lemari pakaian, LCD TV 37 inci, 2 kamar mandi de­ngan fasi­litas air panas, kamar tidur pe­nung­gu. Tarif per hari Rp 3.490.000.

Dirut RSCM Akmal Taher mem­benarkan Menkes tengah dirawat di RSCM Kencana ka­rena menderita kanker paru-paru. “Ia dirawat di sini (RSCM) sejak senin lalu dan saat ini masih melakukan terapi,” katanya.

Ia mengungkapkan sebe­lum­nya Menkes juga menjalani perawatan di RSCM. Hanya saja waktunya tak lama.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Murti Murtami mengatakan Men­kes menjalani perawatan ra­diasi lokal dan bedah beku. Tu­juannya untuk mengobati kanker secara lokal, serta meningkatkan daya tahan tubuhnya,” jelasnya.

Ia menjelaskan, Menkes ter­deteksi menderita kanker paru-paru sejak Oktober 2010. Sejak itu, menurut Murti, Menkes men­jalani pengobatan di dalam mau­pun di luar negeri

Murti menuturkan dua minggu lalu Menkes merasa tubuhnya nyeri dan diperiksa intensif di RSCM. Hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter mere­ko­men­dasikan Menkes menjalani radioterapi atau radiasi secara ber­seri. Perawatan juga dilakukan untuk mengurangi keluhan nyeri yang dialami Menkes.

Menurut Murti, kondisi dasar dan metabolisme tubuh Menkes terus dipantau. Stamina tubuhnya berangsur-angsur meningkat. Rasa nyeri mulai berkurang.

Walaupun kondisi kesehatan­nya mulai membaik belum ada kepastian kapan Menkes di­per­bolehkan pulang. “Yang lebih tahu dokter yang merawatnya,” kata Akmal yang tak tersedia me­ngungkapkan di kamar apa Menkes dirawat.

Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Maura Linda Sitanggang me­nga­takan, Menteri mengambil cuti selama 30 hari untuk menjalani pengobatan kanker paru.

“Cuti karena ini ada paket pengobatan. Jadi selama 30 hari di­lakukan perawatan, lalu dilaku­kan evaluasi nantinya oleh tim dok­ter. Cutinya selama pera­watan ini,” katanya.

Walaupun sedang menjalani perawatan, kata Linda, Menkes tetap menjalankan tugas.  “Setiap hari kita bisa melapor dan di­periksa oleh Ibu (Menkes) se­hingga pekerjaan-pekerjaan kita nggak terganggu. Jadi kita doakan saja supaya Ibu kita cepat pulih,” katanya.

Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengakui Men­teri tetap menjalankan tugas ken­dati tengah dirawat. “Beliau ma­sih tetap memberikan pe­ng­ara­han-pengarahan,” katanya.

Rapat Soal Tembakau, Ali Ghufron Yang Nongol

Kamis lalu (19/4), Menteri Koor­dinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengge­lar rapat dengan menteri-menteri di bawah jajarannya. Rapat itu membahas rancangan peraturan pemerintah mengenai pengen­da­lian dampak tembakau

Tembakau diketahui memiliki dampak terhadap kesehatan. Untuk itulah Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di­undang mengikuti rapat. Namun bukan Endang yang muncul. Melainkan Ali Ghufron Mukti, Wakil Menteri Kesehatan. Ali menggantikan Endang yang tengah menjalani pengobatan RSCM.

Sejak Oktober 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono me­n­ambahkan jabatan wakil menteri di struktur Kementerian K­e­se­hatan. Wakil Menteri bertugas membantu menteri. Saat itu Men­kes Endang Rahayu Sedya­ningsih sudah diketahui mengi­dap kanker.

Kepala Pusat Komunikasi Ke­menkes Murti Murtami menga­ta­kan, sakitnya Menteri tak mem­buat program-program kemen­terian itu mandeg. Sebab, se­ba­gian tugas menteri telah di­de­lega­sikan kepada wakil menteri dan pejabat eselon satu. “Jadi tidak ada tugas yang tidak tertangani,” katanya.

Berobat Ke LN Tiket Pesawat Nggak Diganti

Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II diketahui mengidap penyakit berat. Da­lam menjalankan tugasnya, para menteri yang sakit itu di­dampingi wakil menteri.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pada perte­nga­han Mei 2006 pingsan setelah rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta.  Djoko sempat dirawat di Ins­talasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Pertamina. Ia mengidap penyakit jantung. Kabarnya dia telah menjalani operasi.  

Saat setengah tahun lalu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih diketahui menderita kanker paru-paru. Endang sempat dirawat di luar negeri. Kini menjalani pengo­batan di dalam negeri.

Belum lama dikabarkan Men­teri Pertanian Suswono juga sakit. Informasi itu disam­paikan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri. Salim sama-sama berasal dari Partai Ke­adi­lan Sejahtera (PKS).

Para menteri mendapat fa­silitas kesehatan dari negara. Ada 11 layanan kesehatan yang ditanggung. Yakni pelayanan rawat jalan tingkat pertama, pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan, pelayanan rawat inap, pelayanan gigi dan mulut, pela­yanan persalinan, penggantian alat kesehatan, pelayanan da­rah, pelayanan general check up,  pelayanan kesehatan di luar negeri (LN) (sistem reimburse, tidak termasuk biaya trans­po­r­tasi), pelayanan ambulans, dan pelayanan evakuasi unit.

Walaupun mendapat jaminan pelayanan kesehatan hingga ke­luar negeri, tidak semua menteri memanfaatkannya. Menteri BUMN Dahlan Iskan, misal­nya. Ia memilih periksa kese­ha­tan di Cina dengan biaya sen­diri. Sejak operasi ganti hati enam tahun lalu, Dahlan rutin minum obat.

Setiap hari dia mengon­sumsi obat Lamivudine. Har­ganya Rp 1 juta untuk per­se­diaan sebulan. Harga obat itu mahal karena masih impor. Se­telah jadi men­teri, Dahlan tetap mengeluarkan uang pribadi untuk membeli obat-obatan.

Menurut dia, ada 20 juta orang pengidap Hepatitis B di In­donesia yang harus meng­on­sumsi obat ini. “Namun karena harganya mahal menjadi tidak terjangkau,” katanya.

Dahlan pun mendorong PT Kimia Farma Tbk untuk mem­pro­duksi obat yang sama tapi de­ngan harga lebih murah. “Ki­mia Farma berhasil mem­pro­duksi sendiri Lamivudine de­ngan merk Heplam. Harganya hanya Rp 150 ribu untuk ke­pentingan sebulan. Tidak sam­pai seperlima harga Lamivudine impor yang mencapai Rp 1 juta,” katanya.

Keluar Dari RSCM Ditunggu KPK

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih sedang sakit. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun menunda meminta keterangan darinya.

“Kita mendoakan agar beliau cepat sembuh. Nah kalau sudah sembuh bisa memberi ketera­ngan,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi.

Menurutnya, Endang diren­canakan bersaksi untuk tersang­ka bekas Direktur Bina Pela­yanan Medik Kemenkes, Ratna Dewi Umar dalam kasus pe­nga­daan reagen and consumable penanganan flu burung.

Saat pengadaan tersebut dila­kukan, Endang menjabat se­ba­gai kepala Balitbang Biomedis dan Farmasi di Kementerian Kesehatan.

“Bu Endang di­pe­riksa de­ngan kapasitasnya sebagai Kepala Balitbang Biomedis dan Farmasi saat kasus ini terjadi,” katanya. Walaupun Endang be­lum di­periksa, Johan me­ne­gas­kan ka­sus ini tetap berjalan. “Ka­lau itu kasusnya jalan te­rus,” katanya.

KPK telah dua memanggil Endang untuk diminta kete­rangan. Yakni pada 26 Maret dan 17 April. Namun Endang tidak datang karena alasan sakit. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA