Gedung yang diberi nama KenÂcana ini memiliki desain moÂdern dengan dinding ditutupi kaca warna biru. Masuk ke geÂdung lewat pintu kaca yang terÂbuka dan menutup secara otoÂmatis terlihat lobby yang lapang.
Lantainya yang dilapisi granit tampak bersih dan kinclong. DinÂding di belakang tempat registrasi dan informasi juga dilapisi granit hitam. Tiang-tiang bulat peÂnyangga gedung ditutupi stainÂless steel.
Di lobby ini disediakan ruang tunggu yang berbentuk bundar. Letaknya di bagian kanan. Di sini disediakan tempat duduk panjang warna merah. Tempat duduk yang empuk itu berbentuk meÂlengÂkung dan melingkar. MemÂbuat pengunjung betah berlama-lama menunggu.
Interior model ini jarang kita teÂmukan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah. Pelayanan keÂsehatan di paviliun Kencana ini meÂmang diarahkan agar bisa bertaraf internasional.
Di paviliun inilah Menteri KeÂsehatan Endang Rahayu SedyaÂningsih dirawat sejak Senin lalu (16/4). “Ibu masih dirawat di sini,†kata Putri, staf di meja inÂformasi paviliun Kencana.
Informasi yang diperoleh RakÂyat Merdeka, ada empat tipe kaÂmar di paviliun. Yakni VIP, VVIP, Suite Room dan Presiden Suite Room. Fasilitas yang disediakan di kamar perawatan cukup mewah.
Kamar VIP memiliki luas 12,21 meter persegi yang dilengÂkapi tempat tidur elektrik, kursi tamu, kulkas, dispenser, lemari paÂkaian, LCD TV 32 inci, 1 kamar mandi dengan fasilitas air panas. Tarifnya Rp 1.390.000 sehari.
Kamar VVIP lebih luas. UkuÂrannya 23,3 meter persegi. DiÂdalamnya terdapat tempat tidur elektrik, sofa, kulkas, dispenser, microwave, lemari pakaian, LCD TV 32 inci, 1 kamar mandi deÂngan fasilitas air panas. Tarif per harinya Rp 1.960.000.
Ukuran Suite Room dua kali lipat dari kamar tipe VIP. Di kaÂmar berukuran 58,51 meter perÂsegi terdapat tempat tidur elekÂtrik, ruang tamu dan keluarga, ruang makan dan dapur, furÂniture modern, kulkas, dispenÂser, microÂwave, lemari pakaian, LCD TV 37 inci, 2 kamar mandi deÂÂngan fasilitas air panas, kaÂmar tiÂdur penunggu. Tarifnya Rp 2.490.000 sehari.
Sementara kamar tipe PreÂsident Suite memiliki luas 72,65 meter persegi. Dengan fasilitas tempat tidur elektrik, ruang untuk tamu dan keluarga, ruang makan dan dapur, furniture modern, kulÂkas dua pintu, dispenser, micÂroÂÂwaÂve, lemari pakaian, LCD TV 37 inci, 2 kamar mandi deÂngan fasiÂlitas air panas, kamar tidur peÂnungÂgu. Tarif per hari Rp 3.490.000.
Dirut RSCM Akmal Taher memÂbenarkan Menkes tengah dirawat di RSCM Kencana kaÂrena menderita kanker paru-paru. “Ia dirawat di sini (RSCM) sejak senin lalu dan saat ini masih melakukan terapi,†katanya.
Ia mengungkapkan sebeÂlumÂnya Menkes juga menjalani perawatan di RSCM. Hanya saja waktunya tak lama.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Murti Murtami mengatakan MenÂkes menjalani perawatan raÂdiasi lokal dan bedah beku. TuÂjuannya untuk mengobati kanker secara lokal, serta meningkatkan daya tahan tubuhnya,†jelasnya.
Ia menjelaskan, Menkes terÂdeteksi menderita kanker paru-paru sejak Oktober 2010. Sejak itu, menurut Murti, Menkes menÂjalani pengobatan di dalam mauÂpun di luar negeri
Murti menuturkan dua minggu lalu Menkes merasa tubuhnya nyeri dan diperiksa intensif di RSCM. Hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter mereÂkoÂmenÂdasikan Menkes menjalani radioterapi atau radiasi secara berÂseri. Perawatan juga dilakukan untuk mengurangi keluhan nyeri yang dialami Menkes.
Menurut Murti, kondisi dasar dan metabolisme tubuh Menkes terus dipantau. Stamina tubuhnya berangsur-angsur meningkat. Rasa nyeri mulai berkurang.
Walaupun kondisi kesehatanÂnya mulai membaik belum ada kepastian kapan Menkes diÂperÂbolehkan pulang. “Yang lebih tahu dokter yang merawatnya,†kata Akmal yang tak tersedia meÂngungkapkan di kamar apa Menkes dirawat.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Maura Linda Sitanggang meÂngaÂtakan, Menteri mengambil cuti selama 30 hari untuk menjalani pengobatan kanker paru.
“Cuti karena ini ada paket pengobatan. Jadi selama 30 hari diÂlakukan perawatan, lalu dilakuÂkan evaluasi nantinya oleh tim dokÂter. Cutinya selama peraÂwatan ini,†katanya.
Walaupun sedang menjalani perawatan, kata Linda, Menkes tetap menjalankan tugas. “Setiap hari kita bisa melapor dan diÂperiksa oleh Ibu (Menkes) seÂhingga pekerjaan-pekerjaan kita nggak terganggu. Jadi kita doakan saja supaya Ibu kita cepat pulih,†katanya.
Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengakui MenÂteri tetap menjalankan tugas kenÂdati tengah dirawat. “Beliau maÂsih tetap memberikan peÂngÂaraÂhan-pengarahan,†katanya.
Rapat Soal Tembakau, Ali Ghufron Yang Nongol
Kamis lalu (19/4), Menteri KoorÂdinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menggeÂlar rapat dengan menteri-menteri di bawah jajarannya. Rapat itu membahas rancangan peraturan pemerintah mengenai pengenÂdaÂlian dampak tembakau
Tembakau diketahui memiliki dampak terhadap kesehatan. Untuk itulah Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih diÂundang mengikuti rapat. Namun bukan Endang yang muncul. Melainkan Ali Ghufron Mukti, Wakil Menteri Kesehatan. Ali menggantikan Endang yang tengah menjalani pengobatan RSCM.
Sejak Oktober 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meÂnÂambahkan jabatan wakil menteri di struktur Kementerian KÂeÂseÂhatan. Wakil Menteri bertugas membantu menteri. Saat itu MenÂkes Endang Rahayu SedyaÂningsih sudah diketahui mengiÂdap kanker.
Kepala Pusat Komunikasi KeÂmenkes Murti Murtami mengaÂtaÂkan, sakitnya Menteri tak memÂbuat program-program kemenÂterian itu mandeg. Sebab, seÂbaÂgian tugas menteri telah diÂdeÂlegaÂsikan kepada wakil menteri dan pejabat eselon satu. “Jadi tidak ada tugas yang tidak tertangani,†katanya.
Berobat Ke LN Tiket Pesawat Nggak Diganti
Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II diketahui mengidap penyakit berat. DaÂlam menjalankan tugasnya, para menteri yang sakit itu diÂdampingi wakil menteri.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pada perteÂngaÂhan Mei 2006 pingsan setelah rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta. Djoko sempat dirawat di InsÂtalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Pertamina. Ia mengidap penyakit jantung. Kabarnya dia telah menjalani operasi.
Saat setengah tahun lalu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih diketahui menderita kanker paru-paru. Endang sempat dirawat di luar negeri. Kini menjalani pengoÂbatan di dalam negeri.
Belum lama dikabarkan MenÂteri Pertanian Suswono juga sakit. Informasi itu disamÂpaikan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri. Salim sama-sama berasal dari Partai KeÂadiÂlan Sejahtera (PKS).
Para menteri mendapat faÂsilitas kesehatan dari negara. Ada 11 layanan kesehatan yang ditanggung. Yakni pelayanan rawat jalan tingkat pertama, pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan, pelayanan rawat inap, pelayanan gigi dan mulut, pelaÂyanan persalinan, penggantian alat kesehatan, pelayanan daÂrah, pelayanan general check up, pelayanan kesehatan di luar negeri (LN) (sistem reimburse, tidak termasuk biaya transÂpoÂrÂtasi), pelayanan ambulans, dan pelayanan evakuasi unit.
Walaupun mendapat jaminan pelayanan kesehatan hingga keÂluar negeri, tidak semua menteri memanfaatkannya. Menteri BUMN Dahlan Iskan, misalÂnya. Ia memilih periksa keseÂhaÂtan di Cina dengan biaya senÂdiri. Sejak operasi ganti hati enam tahun lalu, Dahlan rutin minum obat.
Setiap hari dia mengonÂsumsi obat Lamivudine. HarÂganya Rp 1 juta untuk perÂseÂdiaan sebulan. Harga obat itu mahal karena masih impor. SeÂtelah jadi menÂteri, Dahlan tetap mengeluarkan uang pribadi untuk membeli obat-obatan.
Menurut dia, ada 20 juta orang pengidap Hepatitis B di InÂdonesia yang harus mengÂonÂsumsi obat ini. “Namun karena harganya mahal menjadi tidak terjangkau,†katanya.
Dahlan pun mendorong PT Kimia Farma Tbk untuk memÂproÂduksi obat yang sama tapi deÂngan harga lebih murah. “KiÂmia Farma berhasil memÂproÂduksi sendiri Lamivudine deÂngan merk Heplam. Harganya hanya Rp 150 ribu untuk keÂpentingan sebulan. Tidak samÂpai seperlima harga Lamivudine impor yang mencapai Rp 1 juta,†katanya.
Keluar Dari RSCM Ditunggu KPK
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih sedang sakit. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun menunda meminta keterangan darinya.
“Kita mendoakan agar beliau cepat sembuh. Nah kalau sudah sembuh bisa memberi keteraÂngan,†kata Juru Bicara KPK, Johan Budi.
Menurutnya, Endang direnÂcanakan bersaksi untuk tersangÂka bekas Direktur Bina PelaÂyanan Medik Kemenkes, Ratna Dewi Umar dalam kasus peÂngaÂdaan reagen and consumable penanganan flu burung.
Saat pengadaan tersebut dilaÂkukan, Endang menjabat seÂbaÂgai kepala Balitbang Biomedis dan Farmasi di Kementerian Kesehatan.
“Bu Endang diÂpeÂriksa deÂngan kapasitasnya sebagai Kepala Balitbang Biomedis dan Farmasi saat kasus ini terjadi,†katanya. Walaupun Endang beÂlum diÂperiksa, Johan meÂneÂgasÂkan kaÂsus ini tetap berjalan. “KaÂlau itu kasusnya jalan teÂrus,†katanya.
KPK telah dua memanggil Endang untuk diminta keteÂrangan. Yakni pada 26 Maret dan 17 April. Namun Endang tidak datang karena alasan sakit. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.