RMOL. Ketua Komisi V DPR Yasti Mokoagow mengaku siap dipanggil dan diperiksa KPK terkait kasus dugaan korupsi proyek Kementerian Perhubungan 2011.
“Saya sebagai warga negara yang baik akan memenuhi pangÂgilan KPK bila lembaga penegak hukum itu ingin meÂmanggil saya,†tandas Yasti MoÂkoagow, kepada Rakyat Merdeka, Kamis (22/9).
Diberitakan sebelumnya, berÂdasarkan salinan dokumen yang disita KPK dari kantor NazaÂruddin, Grup Permai di MamÂpang, 22 April 2011, dana untuk Yasti, politikus PAN yang menÂjadi Ketua Komisi Perhubungan DPR, tertulis sebesar Rp 1,1 miliar.
“Keperluan untuk komitmen Ibu Yasti (Ketua Komisi V) Proyek Kemenhub 2011 (5% dari 112 M potong tax Rating School Sorong),†begitu tertulis dalam dokumen tersebut.
Dokumen itu dibundel dengan catatan bukti pengeluaran kas Rp 1,1 miliar untuk pembelian baÂrang untuk proyek KemenÂterian Perhubungan 2011 terÂtanggal 9 April 2011.
Yasti MoÂkoaÂgow selanÂjutÂnya meÂngaÂku tidak mengenal YuliaÂnis dan Nazaruddin. Tidak perÂnah menerima apapun dari keÂdua orang tersebut. Untuk itu, KPK perikÂsa saja seluruh rekeÂning dan transaksi keuangan miÂlikÂnya.
“Jangankan reÂkening saya, reÂkening seluruh keÂluarga besar saya pun silakan diÂperiksa,†teÂgasnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Faktanya saya tidak kenal Nazaruddin dan Yulianis. Tidak ada hubungan apa-apa dengan mereka. Saya tidak pernah meneÂrima apapun dari mereka. Mana mungkin terima duit darinya. Saya berdoa semoga orang yang menyebar fitnah itu diampuni Tuhan.
Kok nama Anda ada dalam data transaksi itu?
Sekarang begini, misalnya di dalam buku harian saya tulis memberikan uang kepada Pak SBY melalui sekretaris pribadiÂnya. Lalu terÂjadi seÂsuatu dengan saya, dan catatan itu disita. ApaÂkah itu bisa jadi barang bukti, kan tidak. Saya juga tiÂdak meÂÂngerti kenapa nama saya bisa ada dalam dokumen itu.
Bagaimana sebenarnya proÂyek kementerian perhubungan itu dibahas di Komisi V DPR?
Kami membahas Rencana Kerja dan Anggaran KementeÂrian/Lembaga (RKA-KL) KeÂmenÂterian Perhubungan. Kenapa alasan anggaran ditaruh di daeÂrah A. Untungnya apa bagi maÂsyaÂÂrakat. Apakah lahan sudah terÂseÂdia. Kalau lahan tidak terseÂdia, banyak program tidak berÂjalan.
Bagaimana dengan tender?
Kami tidak ada urusan dengan tender, karena itu uruÂÂsan keÂmenÂteÂrian terkait. Urusan tenÂder suÂdah diÂluar kewenangan kami di KoÂmisi V.
Kami hanya pada tahap sinÂkroÂniÂsasi. Apakah ini sudah seÂsuai deÂngan mekanisme. Apakah suÂdah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau belum.
Apa benar ada fee bagi KoÂÂmisi V dalam proyek itu?
Kabar itu tidak benar. Kami memÂbahas masalah anggaran seÂcara terbuka. Ketika kami memÂbahas RKA-KL dengan menteri, pers bisa mengikutinya. Sebab, dilakukan secara terbuka.
Kenapa Anda selama ini terÂkesan menghindar dari pers?
Saya bukan menghindar atau menjauh dari teman-teman meÂdia. Beberapa hari ini saya sedang sakit tenggorokan, suara saya tiÂdak jelas. Saat itu saya minta teÂman-teman media untuk mengiÂrim SMS ke saya terkait pertaÂnyaan yang diajukan. Tidak benar kalau saya menghindar dari teman media setelah nama saya ramai dibicarakan.
Apa pimpinan PAN sudah memanggil Anda?
Sudah. Saya jelaskan semuaÂnya. Antara lain saya tidak kenal dan tidak pernah menerima apa-pun dari orang-orang NazaÂruddin. Intinya teman-teman partai perÂcaya apa yang saya ungÂkapkan dan mereka menÂdukung saya untuk membeberkan semuaÂnya. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: