Dalam situasi bencana berat tersebut, seluruh elemen bangsa wajib menunjukkan empati dan terlibat aktif dalam penanggulangan bencana. Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir, dalam Pertemuan Konsolidasi Penanggulangan Bencana di Banda Aceh yang berlanjut ke Medan dan Padang.
“Seluruhnya mesti bergerak bersatu secara simultan dan terintegrasi tanpa berjalan sendiri-sendiri,” tegas Haedar, dalam keterangannya, Jumat, 20 Desember 2025.
Haedar pun meminta seluruh keluarga besar dan organ Persyarikatan Muhammadiyah fokus penuh pada upaya penanggulangan bencana hingga fase rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan berlangsung panjang.
Lebih lanjut, Haedar mengingatkan agar suasana duka tidak dicampuri opini maupun langkah-langkah politis. Ia pun menyoroti adanya sejumlah pernyataan tendensius yang mengatasnamakan Muhammadiyah.
“Kalaupun mau beri masukan berikanlah dengan elegan dan tidak politis, tidak perlu main desak mendesak, tapi jangan pula dengan gampang memakai dan membawa institusi Muhammadiyah,” kata Haedar.
Menurutnya, kebiasaan mendesak, menuntut, mengusut, apalagi disertai demonstrasi atau class action, itu jelas langkah politis dan bukan merupakan karakter warga Muhammadiyah.
Haedar juga menegaskan bahwa PP Muhammadiyah dalam pleno dan rapat koordinasi lebih memprioritaskan penanganan bencana secara maksimal serta memperkuat kerja sama dengan BNPB, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan seluruh pihak terkait.
“Jika ada pernyataan-pernyataan politis seperti itu, tidaklah mewakili Muhammadiyah dan tidak sejalan dengan kebijakan dan koridor Persyarikatan Muhammadiyah, maka jangan diikuti oleh warga dan institusi Muhammadiyah di seluruh tingkatan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Haedar mengajak seluruh pihak mengedepankan kebersamaan, persatuan, serta semangat kepedulian dan berbagi.
“Orang Muhammadiyah mestinya juga punya jiwa ihsan dan irfani dalam suasana duka yang berat ini,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: