Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan, menyatakan akuntabilitas bagi Rahayu bukan slogan.
“Saat terjadi kekeliruan yang melukai publik, pemimpin muda wajib mengambil konsekuensi, memulihkan kepercayaan, dan memastikan lembaga tetap bekerja,” ucap Bagas dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Jumat, 19 September 2025.
“Beliau (Rahayu) aset yang berharga bagi Indonesia, teladan bagi pemimpin muda. Beliau politisi muda yang taat etika dan berprestasi harus didukung untuk tetap berkiprah dan terus berkontribusi menciptakan pencerdasan dalam kepemimpinan bagi generasi muda,” tambahnya.
Menurut dia, pilihan mundur alih-alih sekadar klarifikasi menunjukkan kesediaan mengambil tanggung jawab politik secara nyata.
“Ini standar yang harus dinormalisasi, own the mistake, fix the trust. Contoh konkret seperti ini penting agar etika publik tidak berhenti pada retorika,” ungkapnya.
PB HMI juga menyoroti beredarnya spekulasi bahwa pengunduran diri berkaitan dengan peluang kursi Menpora. Rahayu membantah anggapan itu dan menegaskan, bila tujuannya menjadi menteri, ia tidak perlu mundur dari DPR. Gerindra melalui pimpinan fraksi turut menepis isu serupa.
Bagas menambahkan, sikap Rahayu mengirim sinyal penting bagi ekosistem politik yakni mengakui salah, mengambil konsekuensi, lalu memulihkan kepercayaan publik.
“Itu inti kepemimpinan, menempatkan kepentingan publik di atas kenyamanan jabatan,” pungkasnya.
Rahayu mengumumkan pengunduran dirinya melalui video di akun Instagram pada Rabu, 10 September 2025. Dalam pernyataan itu, ia menyebut keputusan diambil setelah pernyataannya pada podcast
ANTARA TV “On The Record” (Februari 2025) menuai keberatan publik.
“Saya menyatakan pengunduran diri sebagai Anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra,” ujar Rahayu dalam unggahan video tersebut.
BERITA TERKAIT: