Langkah itu langsung dibalas oleh pemerintah China dengan tarif balasan sebesar 125 persen terhadap barang-barang AS.
Di tengah memanasnya situasi tersebut, Presiden China Xi Jinping menyampaikan pernyataan tegas dan penuh percaya diri. Ia menggambarkan kekuatan ekonomi negaranya dengan perumpamaan yang kuat.
“Ekonomi RRT sangat luas, seperti laut, bukan seperti secuil kolam. Kebijakan yang dirilis Trump mungkin bisa meriakkan air kolam, tetapi tidak akan mengganggu ketenangan laut,” ujar Xi Jinping dalam pidatonya.
Pernyataan itu mendapat perhatian luas, termasuk dari mantan Menkopolhukam RI, Mahfud MD. Menurutnya, respons Xi Jinping sangat gagah dan percaya diri.
"Selain membanggakan rakyat RRT, respons Jinping itu juga mewakili perasaan masyarakat internasional," kata Mahfud seperti dikutip redaksi melalui akun X miliknya, Minggu 13 April 2025.
Saling balas tarif ini memicu kekhawatiran global, karena dinilai bisa memperburuk ketidakstabilan ekonomi dunia dan mengganggu rantai pasokan internasional.
Meski bersikap keras, Trump sempat menyatakan masih membuka pintu dialog, dengan harapan bisa tercapai kesepakatan dagang yang meredakan tensi.
Xi Jinping pun menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan, seraya mengingatkan bahwa dalam perang dagang seperti ini, "tidak akan ada pemenang."
Ketegangan ini menjadi cermin betapa rentannya ekonomi global terhadap konflik antarnegara besar. Namun di sisi lain, respons diplomatik seperti yang ditunjukkan Xi Jinping menunjukkan bahwa jalan damai dan kerja sama tetap memungkinkan di tengah persaingan sengit.
BERITA TERKAIT: