Menanggapi pernyataan Prabowo tersebut, pemerhati politik Rocky Gerung menilai ungkapan itu hanya basa-basi untuk menutupi kekacauan kebijakan yang terjadi saat ini.
Sebelumnya, Rocky menyebut adanya pemangkasan anggaran menjadi bukti terjadinya kekacauan dalam mengorganisir pemerintahan.
“Jadi disembunyikan di situ problem psikologi supaya terlihat ada keutuhan. Padahal semua problem psikologi itu dasarnya ada kepentingan-kepentingan yang sifatnya material,” kata Rocky dikutip dalam kanal Youtube pribadinya, Rabu, 12 Februari 2025.
Menurut dia kepentingan Prabowo adalah untuk mendapatkan legitimasi dan akseptabilitas yang tinggi pada 2029. Sebaliknya, Jokowi juga menginginkan akseptabilitas putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjadi wakil presiden tinggi.
“Jadi secara tidak langsung sebetulnya atau bahkan secara langsung, publik menganggap bahwa akan terjadi persaingan menjelang 2029 antara Prabowo dan Gibran,” jelasnya.
Lanjut akademisi yang dikenal kritis itu, persaingan antara Prabowo dan Gibran tidak bisa dihindarkan. Ia memprediksi keduanya akan saling berhadapan di Pilpres 2029.
“Jadi itu sebetulnya psikologi di balik basa-basi buat Jokowi dan Prabowo. Ya betul, kita ingin juga Jokowi dan Prabowo itu baik-baik aja, itu nggak ada problem sebenarnya,” tandas Rocky.
BERITA TERKAIT: