Dikatakan oleh Pakar Politik Prof. Ikrar Nusa Bhakti, konsistensi dan ketepatan prediksinya dari Pemilu 2014 hingga Pemilu 2024 menunjukkan keunggulan metodologi dan integritas data yang tak terbantahkan.
"Saya masih ingat Hanta Yuda pernah membuat satu pernyataan ketika dia melakukan quick count dan Poltracking Institute itu yang paling mendekati hasil dari pemilu 2014," kata Ikrar Nusa Bhakti kepada wartawan, Senin, 11 November 2024.
Pernyataan ini, menjadi komentar Ikram soal Poltracking yang menjadi sorotan usai disanksi oleh Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) terkait hasil survei Pilgub Jakarta yang berbeda dengan hasil survei LSI yang memenangkan Pramono Anung-Rano Karno.
Akurasi Poltracking Indonesia tidak berhenti di tahun 2014. Pada Pilpres 2019, kata Ikram, lembaga ini kembali menunjukkan tajinya dengan merilis hasil survei yang paling mendekati hasil resmi KPU RI.
Survei yang dilakukan pada 1-8 April 2019 menunjukkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 54,5 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 45,5 persen.
Prestasi Poltracking terlihat pada Pilpres 2024 terus berlanjut, di mana lembaga ini menempati posisi teratas dalam perbandingan hasil quick count dengan rekapitulasi KPU dari seluruh lembaga survei yang tergabung dalam Persepi.
Hasil quick count Poltracking untuk Pilpres 2024 menunjukkan akurasi luar biasa. Dengan data masuk 100 persen, prediksi Poltracking hanya berselisih rata-rata 0,12 persen dari hasil resmi KPU.
Ikrar menambahkan, Poltracking sejauh ini membuktikan kredibilitas sebagai lembaga survei yang mampu mempertanggung jawabkan data secara akurat.
"Jadi yang saya katakan di sini berarti dia melakukan, Poltracking pada saat itu melakukan dengan benar-benar sangat baik, khususnya ketika setelah polling itu terjadi," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: