Hal tersebut disampaikan Airlangga dalam kegiatan Orasi Ilmiah dalam BJ Habibie Memorial Lecture bertajuk "Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045", di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
"Dalam dinamika ekonomi global, risiko masih tinggi, proyeksi pertumbuhan ekonomi masih di bawah pre covid," ujar dia.
Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, di masa sebelum Covid-19 pertumbuhan ekonomi global di angka 6,3 persen. Tapi pasca Covid-19, diperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 2,7 hingga 3 persen.
"Jadi dunia tidak baik-baik saja," sambung Airlangga.
Menurut mantan Menteri Perindustrian itu, pertumbuhan ekonomi yang tidak signifikan pasca Covid-19 itu disebabkan ketidakstabilan politik global, di mana terdapat perang antar negara.
"Tensi geopolitik Rusia-Ukraina belum selesai. Di Timur Tengah juga masih bergejolak," urainya.
Kendati begitu, Airlangga memandang kondisi ekonomi global di tengah ketidakstabilan geopolitik masih mampu menahan gejolak perubahan yang cenderung menurun.
"Namun dunia sudah sedikit kebal, karena harga komoditas tidak naik tinggi," demikian Airlangga menambahkan.
BERITA TERKAIT: