Amin juga mengingatkan bahwa TikTok adalah perusahaan asal China, dan regulasi terkait data dan keamanan sering menjadi perhatian. Pemerintah perlu memastikan bahwa data pengguna dan privasi tetap terlindungi.
Berdasarkan data, Traveloka merupakan salah satu dari dua pemain online travel agent besar di Indonesia. Pada 2022 lalu, Traveloka meraup pendapatan sebesar Rp3,46 triliun dengan kenaikan 75% year on year (YoY).
Dengan penguasaan pasar Traveloka, ditambah Tiktok menjadi pengendali nantinya, kedaulatan data juga harusnya menjadi perhatian serius. Ia melihat, aksi korporasi ini bukan sekadar bisnis semata.
Tuntutan tersebut kepada bukan hanya Tiktok. Tapi juga berlaku pada semua platform digital lain, yakni turut membantu promosi pariwisata Indonesia dan pemerintah juga harus memberikan aturan main yang jelas.
“Belajar dari kasus bobolnya Pusat Data Nasional, kita sangat meragukan kemampuan dan komitmen pemerintah melindungi data pribadi masyarakat Indonesia,” kata Amin dalam keterangan resminya, Jumat (19/7).
Harapannya, menurut Amin, akan lebih banyak pengguna mancanegara akan melihat dan mempertimbangkan destinasi wisata di Nusantara.
"Namun jika sebaliknya, siap-siap saja kita hanya menjadi penonton riuhnya bisnis pariwisata dan akomodasi, tanpa menikmati kuenya secara signifikan,” demikian Amin.
BERITA TERKAIT: