Meskin kerjasama antar kedua negara membawa manfaat ekonomi signifikan bagi Indonesia, ketergantungan yang terlalu besar justru menimbulkan kekhawatiran.
"Ketergantungan yang berlebihan berbahaya bagi eksistensi negara ke depannya," kata Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (15/3).
Tiongkok dianggap sebagai mitra strategis penting bagi Indonesia dalam berbagai sektor, mulai dari infrastruktur hingga investasi. Namun hal itu juga memicu kekhawatiran akan dominasi ekonomi di Indonesia.
Menyikapi itu, analisis Politik Universitas Nasional itu menyarankan presiden mendatang harus mengurangi ketergantungan itu, dan membuka kerjasama baru dalam hubungan internasional.
"Idealnya ada keseimbangan hubungan dan kerjasama antara Timur (Tiongkok) dengan Barat (AS), keseimbangan itu akan memberikan keuntungan positif bagi Indonesia," tandas Andi.
BERITA TERKAIT: