Hal ini yang kemudian menimbulkan kekhawatiran di masyarakat bahwa akan terjadi bentrokan antarpendukung.
Toh menurut pakar intelijen dan terorisme dari CIIA, Harits Abu Ulya, potensi bentrokan antara pendukung 01 dan 02 di Jakarta pada saat kampanye akbar 10 Februari nanti minim terjadi. Lain halnya jika pendukung 02 dan 03 bertemu.
"Potensi bentrok enggak ada, desain secara psikis untuk dibuat bentrok itu enggak ada karena dua paslon ini masing-masing punya performance yang menghendaki berjalan mulus semua. Jadi, beda kalau kemudian terjun itu (pendukung) paslon 03 sama 02," kata Harits Abu Ulya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (26/1).
Ditambahkan Harits, dua kubu yang akan kampanye di GBK dan JIS nanti memiliki pendukung yang mengedepankan kampanye damai.
"Performance orang-orangnya, bahasa pesantrennya muhibbinnya itu bukan seperti yang dipersepsikan orang, keras gitu. Itu beda," ujarnya.
"Mungkin gontok-gontokan simpang jalan itu ada. Malah kontraproduktif untuk 01 dan 02 kalau bentrok. Dua kelompok pendukung ini performancenya lebih soft," sambungnya.
Harits memastikan bahwa kubu 02 butuh legitimasi yang baik dan tidak akan membuat kampanye ricuh nanti.
"Pasangan 02 butuh banget legitimasi bahwa kemenangan yang diatur kekerasan itu enggak (bisa) kalau 01 performancenya lebih lembut lagi," tutupnya.
BERITA TERKAIT: