Mahasiswa Universitas Indonesia, Russel Anggalaksana dan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Siti Shafiyah Nur Ubai, adalah dua pemilih pemula yang menyampaikan hal itu.
Russel yang menjabat Vice Director Amnesty Chapter UI memandang, pada masa kampanye saat ini para kontestan Pilpres 2024 cenderung menebar
gimmick dan janji manis semata di medsos.
"Sebetulnya yang jadi konsen utama kami, jangan sampai (kampanye di) media sosial ini hanya sebagai
gimmick saja," ujar Russel dalam jumpa pers bersama jajaran Amnesty International Indonesia, di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).
Selain itu, Russel juga mengkritik materi kampanye yang disampaikan oleh 3 pasangan capres-cawapres 2024 di medsos. Karena menurutnya, hal tersebut tidak menyelesaikan masalah yang ada.
"Kami di sini sebagai anak muda itu ingin melihat substansinya, bagaimana media sosial ini bisa dimanfaatkan, bukan hanya untuk tanda kutip menciptakan
gimmick-
gimmick, janji-janji manis saja," tutur Russel.
Dia ingin agar anak muda diberi sebuah kepastian dan komitmen dalam menjawab permasalahan yang ada.
Sementara, Shafi yang menjabat sebagai Sekretaris Amnesty Chapter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuturkan, medsos di masa kampanye hanya dijadikan media pencitraan.
“Memang benar, media sosial dijadikan ketiga paslon ini untuk menunjukkan citra atau
image mereka yang baru gitu ya. Ada yang
gemoy, joget-joget dan segala macam," katanya.
Shifa yang baru pertama kali memilih pada Pemilu 2024 ini berharap, model kampanye di medsos yang cenderung hanya menunjukkan gimik dan janji manis saja tidak menutup ruang pemilih muda menyampaikan kegelisahannya mengenai kondisi bangsa saat ini.
"Kita semua jangan sampai bergeser fokusnya. jangan sampai ke-gemoy-an itu mendiskreditkan niat kita untuk memilih calon sesuai visi misi mereka yang sesungguhnya gitu," ungkapnya.
"Jangan sampai fokus kita hanya sekadar pada kesenangan atau humor-humor yang ada gitu," demikian Shifa menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Russel dan Shifa berharap bisa dilibatkan dalam materi debat capres-cawapres yang akan dilangsungkan KPU dalam waktu dekat.
Sebab, ada beberapa isu yang ingin mereka tanyakan langsung kepada para kandidat, utamanya soal kebebasan berekspresi, penyelesaian kasus hak asasi manusia (HAM) masa lalu, hingga akuntabilitas aparat keamanan.
BERITA TERKAIT: