Partai yang dipimpin Airlangga Hartarto itu tak mau terburu-buru, tapi juga tak mau terlambat. Karena, bila terlalu mendekati waktu pendaftaran Capres-Cawapres ke KPU RI, Oktober nanti, tentu bisa ketinggalan gerbong.
Demikian dikatakan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/6).
“Memang, Agustus waktu yang pas dan tepat. Kalau terlalu mepet, misalnya September atau Oktober baru bersikap, tentu terlalu mepet, bisa ketinggalan gerbong,” sergah Ujang.
Dia meyakini Partai Golkar sudah berhitung matang sampai ke akar, hingga memilih mengumumkan sikap pada Agustus. Menurutnya, itu memang strategis.
Bagaimanapun, kata dia, Golkar merupakan salah satu partai besar dan sangat berpengalaman di kancah perpolitikan.
“Dia (Golkar) gak mau sembarangan, dan harus jadi partai penentu dalam konteks utak-atik koalisi atau poros,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin, mengungkapkan, partainya menargetkan Agustus baru menentukan sikap politik dan poros koalisi terkait Pemilu 2024.
“Kita menunggu, karena masih ada kurang lebih dua bulan, kita mau berkoalisi dengan siapa, paling telat Agustus lah,” kata Nurul kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/6).
BERITA TERKAIT: