Seperti diketahui, Depok selama ini menjadi "wilayah kekuasaan" Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang secara politik berbeda pandangan dengan partai penguasa, dalam hal ini PDI Perjuangan.
"Ini menarik disimak, manuver apa yang akan digunakan gabungan partai politik yang mengusung Kaesang merebut Depok dari pangkuan PKS?" tutur pengamat politik Samuel F Silaen, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/6).
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana) itu, lebih dari 20 tahun Depok ada dalam genggaman PKS. Selama ini tidak ada calon partai politik yang menang lawan calon yang diusung PKS.
"Kaesang harus mampu menyakinkan, ketika warga Depok belum percaya, maka kerja ekstra keras Kaesang dan timnya mutlak diperlukan, tanpa itu sulit menaklukkan kota Depok," sambung mantan fungsionaris KNPI itu.
Silaen melihat, majunya Kaesang di Depok akan memunculkan sederet kampanye negatif yang mungkin saja tidak terhindarkan, karena Kaesang berani memasuki 'kandang' PKS.
"Memang, dalam politik selalu ada harapan untuk menang, tapi harus memiliki kalkulasi yang jitu, agar tak sekadar maju, tapi tidak menang. Lain halnya kalau sekadar maju sebagai calon walikota demi memenuhi curriculum vitae," sergahnya.
BERITA TERKAIT: