Analisa itu disampaikan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah menyoal hasil survei calon presiden yang cenderung meningkat dan menurun sebagai rujukan dalam Pemilu 2024.
“Survei dan poling elektabilitas memang tidak berdurasi lama, ia hanya menjelaskan saat survei itu dilakukan, sehingga tidak dapat dijadikan rujukan bahwa pemilu akan sama dengan hasil survei,” kata Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/6).
Dedi mengurai pada saat kontestasi Pilgub DKI Jakarta ketika Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bertarung, survei alami perubahan besar dengan hasil, Basuki termasuk tokoh kuat dan potensial terpilih, tetapi saat menjelang pemilihan secara drastis Anies mulai unggul.
“Meski demikian, tidak semua survei hasilkan Anies sebagai kandidat yang kalah jika dibandingkan dengan tokoh potensial lainnya,” ujarnya.
Dalam lembaga survei yang dinaunginya, Indonesia Political Opinion, Dedi mengatakan dalam temuan survei dalam tempo waktu tertentu bisa berubah, namun saat ini dalam surveinya nama Anies Baswedan meningkat dibandingkan tokoh lain.
“IPO termasuk yang lebih sering menemukan kondisi berbeda, Anies lebih sering unggul, justru Ganjar yang sering kali berada di urutan ketiga,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: