Seperti dikatakan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, soal ramai atau tidaknya safari Anies Baswedan itu bisa merujuk fakta di lapangan belakangan ini.
Atas dasar itu, Hinca menegaskan bahwa setiap calon pemimpin bangsa ke depan tidak boleh dihalang-halangi ketika menyampaikan gagasannya.
“Bagi saya, siapapun calon pemimpinnya, siapapun calon presiden, siapapun calon yang akan memimpin negeri ini, dia wajib melepaskan gagasan dan pikirannya kapan dan di mana saja, tanpa ada gangguan apapun, enggak boleh itu,†kata Hinca kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/3).
Menurut Hinca, pernyataan Hasto tersebutlah yang justru tidak relevan karena membandingkan jumlah massa dengan gagasan. Sebab, teknis acara dengan substansi gagasan sangat diametral perbedaannya.
“Enggak relevan lah itu. Kalau itu kan soal teknis di lapangan saja. Saya kebetulan enggak lihat. Biasanya kami saja kalau turun ke mana begitu soal gagasan enggak pernah kosong, enggak pernah sepi gagasannya ya, soal orangnya ya tergantung panitia yang ngatur itu. Kita bukan panitia kalau kita panitia baru kita tahu,†pungkasnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya menyebut safari Anies Baswedan di Surabaya, Jawa Timur, yang sepi menunjukkan rendahnya perhatian warga karena gagasannya tidak relevan.
Menurut Hasto, publik sudah tahu siapa yang membangun Kota Surabaya selama ini. Yang membangun Surabaya, kata dia, adalah kader-kader PDIP seperti Bambang DH, Tri Rismaharini, dan Eri Cahyadi.
“Ya safarinya sepi, karena (warga) tahu Surabaya selama ini siapa yang membangun,†kata Hasto di sela menghadiri acara rakornis PDIP Jawa Timur, di Surabaya, Minggu (19/3).
BERITA TERKAIT: