Menurut pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, Luhut tampaknya diutus Presiden Joko Widodo untuk membicarakan posisi Nasdem di pemerintahan.
"Kepastian itu diperlukan karena Jokowi kemungkinan akan melakukan
reshuffle setelah pengunduran diri tertulis Menteri Pemuda dan Olahraga (Zainudin Amali) resmi diterima," kata Jamiluddin lewat keterangan tertulisnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/3).
Jamiluddin menduga, ada perbincangan serius antara Luhut dan Surya Paloh soal sikap Nasdem pada Pemilu 2024 dan keseriusan mendukung pemerintah Jokowi-Maruf. Jika Nasdem komitmen mendukung pemerintahan, kata Jamiluddin, maka tiga menterinya di kabinet Jokowi akan aman dari
reshuffle.
"Namun kalau opsi itu yang diinginkan Paloh, ada kemungkinan ia diminta untuk meninggalkan Anies Baswedan (bacapres Nasdem). Pilihan ini tentu simalakama bagi Paloh," ujarnya.
Pandangan Jamiluddin, jika dua hal itu yang dibahas dalam pertemuan dengan Luhut, maka Paloh diyakini akan tetap memilih berada di pemerintahan namun bersikukuh mengusung Anies di 2024. Pilihan itu diambil Paloh untuk menunjukkan konsistensinya mendukung Jokowi hingga 20 Oktober 2024.
"Paloh ingin menunjukkan, kalaupun Nasdem berpisah dengan Jokowi, itu bukan karena keputusan dari partainya. Perpisahan itu datang dari Jokowi, sehingga Paloh tidak dicap sebagai sosok pengkhianat,"demikian Jamiluddin.
BERITA TERKAIT: