Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, sektor pangan sejauh ini masih terkendali meski dalam kondisi pandemi Covid-19 sekalipun.
Bahkan sampai Februari 2022, bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar 1,5% (mtm), atau deflasi 0,22% (ytd) untuk tahun kalender 2022.
“Dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1443H, pemerintah terus berkoordinasi dengan seluruh
stakeholders untuk memastikan ketersediaan pangan pokok bagi masyarakat,†kata Airlangga dalam webinar bertajuk 'Antisipasi Ketersediaan Pangan Saat Ramadhan dan Idul Fitri', Jumat (19/3).
Setidaknya, ada tiga aspek yang menjadi fokus pemerintah dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan terkait ketahanan pangan, yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan.
Dalam aspek ketersediaan pangan, pemerintah melakukan monitoring daerah surplus dan defisit pangan. BUMN di bidang perhubungan dan transportasi, khususnya yang masuk dalam jaringan tol laut, akan dioptimalkan untuk menjamin kelancaran distribusi pangan ke berbagai daerah.
Terkait komoditas minyak goreng, pemerintah menerbitkan kebijakan harga jual di tingkat konsumen, yakni sesuai harga keekonomian untuk Minyak Goreng Sawit (MGS) kemasan di pasar modern ataupun dengan harga Rp14.000,00/liter untuk MGS curah di pasar tradisional.
Selain memberikan subsidi MGS curah, pemerintah juga melakukan koordinasi dengan produsen guna menjamin ketersediaan minyak goreng di pasar.
Kemudian untuk komoditas kedelai, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk pelaksanaan program bantuan pembelian kedelai kepada pengrajin tahu dan tempe.
"Sehingga, diharapkan tahu dan tempe dapat tetap dinikmati masyarakat sebagai alternatif sumber protein. Terhadap komoditas kedelai juga akan diberikan subsidi, sehingga harga jual bisa di-
maintain di kisaran Rp 11.000,00/kg," tutur Airlangga.
Untuk komoditas daging sapi, industri maupun Perum Bulog didorong untuk mempercepat penyediaan daging sapi guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalani bulan puasa dan perayaan Idul Fitri.
Pemerintah, kata Airlangga, menyiapkan daging kerbau sebagai penyangga ketersediaan kebutuhan protein hewani, juga alternatif protein lain melalui daging ikan ataupun ayam.
BERITA TERKAIT: