Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pimpinan MPR RI Dorong Implementasi Target Pembangunan 2030

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 04 November 2021, 02:52 WIB
Pimpinan MPR RI Dorong Implementasi Target Pembangunan 2030
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdjat/Net
rmol news logo Target pembangunan berkelanjutan nomor dua pada 2030, yaitu mengakhiri kelaparan dan juga menuntaskan persoalan kekerdilan pada anak (stunting) menjadi perhatian MPR RI.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, persoalan stunting menjadi satu soal yang tetap harus didorong semua pihak untuk dituntaskan.

"Kita harus bisa memastikan bahwa anak dan generasi muda kita mendapatkan gizi yang baik," ujar Lestari seperti dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Rabu (3/11).

Menurut Lestari, ada waktu delapan tahun bagi Indonesia untuk memenuhi target pravelensi stunting di bawah 20 persen, sesuai standar WHO, yang merupakan bagian dari salah satu target pembangunan berkelanjutan untuk mengakhiri kelaparan pada 2030.

Diakui Rerie, sapaan akrab Lestari, jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Angka  itu, berhasil ditekan dari 37,8 persen pada tahun 2013.

Namun, Rerie memandang angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen.

Terlebih, diungkap anggota Majelis Tinggi Partai NasDem ini, kondisi pandemi Covid-19 menghasilkan pertambahan 1,12 juta keluarga pra sejahtera yang berpotensi meningkatkan angka stunting.

Maka dari itu, kondisi tersebut membutuhkan kerja keras semua pihak, para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk menekan angka stunting di tanah air.

Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo mengungkapkan, secara umum di dunia sebenarnya terjadi penurunan angka stunting, namun di sejumlah negara termasuk Indonesia, angka stunting masih berada di atas standar WHO.

"Banyak negara mampu menekan angka stunting satu hingga dua persen per tahun. Kita juga harus mampu merealisasikan hal itu," ujar Hasto.

Menurut Hasto, banyak hal yang menyebabkan angka stunting meningkat yaitu tingginya angka putus sekolah, pernikahan muda, serta angka  kematian ibu dan anak yang tinggi.

Jadi kuncinya, ditegaskan Hasto, berbagai upaya meningkatkan kualitas SDM menjadi sangat penting. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA