"Saya rasa Gerindra menerapkan politik banci. Apa itu, disisi lain satu kader disuruh kritik, dilain sisi kader disuruh pro kepada pemerintah," kata Adib kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/6).
Adib menduga, cara ini dilakukan oleh Gerindra untuk menjaga suara oposan yang saat ini porsinya sudah tergerus pasca Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masuk ke dalam kabinet Joko Widodo-Maruf Amin.
"Politik dua kaki ini namanya apa kalau bukan banci," sesal Adib.
Sebelumnya memang terjadi jurang perbedaan antara dua kader Gerindra potensial itu terkait meme BEM UI yang menggelari Presiden Jokowi King of Lip Service. Fadli Zon mengecam keras sikap refresif pihak rektorat UI yang dianggap membungkam kebebasan berpendapat.
Sementara Habiburokhman justru sebaliknya, politisi senayan Dapil Jakarta itu justru tidak sepakat dengan gelar raja pembual yang disematkan oleh BEM UI kepada Jokowi. Bagi Habiburokhman, selama ini mantan Walikota Solo itu sudah bekerja dengan baik sebagai kepala pemerintahan dan negara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: