Catatan tersebut terekam dalam survei yang dilakukan lembaga survei Indo Barometer pada tiga kota pelaksana pilkada dan muncul calon dari dinasti politik. Yakni Surakarta, Medan dan Tangerang Selatan.
Pilkada Kota Surakarta diikuti Gibran Rakabuming Raka selaku anak Presiden Joko Widodo. Di Kota Medan terdapat Bobby Afif Nasution yang merupakan menantu Presiden Jokowi.
Sementara di Tangerang Selatan, ada Siti Nur Azizah anak Wakil Presiden Maruf Amin, Rahayu Saraswati keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Pilar Saga Ikhsan anak Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang juga masih termasuk keponakan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
“Di Solo dari 98,9 persen yang tahu Gibran anak Jokowi maju calon walikota Solo, sebanyak 87,6 persen menyatakan dapat menerima dan 4,8 persen tidak dapat menerima,†ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari pada saat rilis survei, Senin (7/12).
Sama dengan Surakarta, Qodari mengatakan, bahwa di Pilkada Kota Medan dari 95,5 persen yang mengetahui Bobby Nasution menantu Jokowi maju calon walikota Medan. Sebanyak 79,3 persen dapat menerima pencalonannya dan yang tidak merima hanya 2,9 persen.
Begitupun dengan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan, dari yang mengetahui majunya Siti Nur Azizah, Rahayu Saraswati dan Pilar Saga Ikhsan maju dalam kontestasi pilkada, sebagian besar masyarakat menjawab dapat menerima.
“Alasan 4 terbesar (mengapa dinasti politik diterima), karena setiap WNI punya hak yang sama 26,1 persen, ingin ada perubahan 8,9 persen, pintar atau intelektual 8,6 persen dan putra daerah 8,3 persen,†jelasnya.
Namun ada perbedaan dinamika diantara 3 kota tersebut jika melihat dari elektabilitas dari para calon kepada daerah itu. Dikakatan Qodari, jika di Surakarta, Gibran diprediksi menang mudah sedang di Medan Bobby Nasution juga berpeluang menang dengan catatan harus kerja keras.
“Sebaliknya di Tangerang Selatan, yang berpeluang besar menang justru dinasti lokal “mampu menumbangkan†dinasti nasional yang diwakili oleh pasangan calon Benyamin Davnie–Pilar Saga Ikhsan,†bebernya.
Lanjut Qodari, jika temua survei ini bertahan sampai dengan pelaksanaan Pilkada, maka dapat dikatakan bahwa menjadi bagian dari dinasti politik belum menjamin kemenangan karena dalam suatu pemilihan langsung yang menjadi penentu adalah masyarakat itu sendiri.
“Diperlukan suatu ikhtiar agar masyarakat mengenal dan yakin dengan kualitas kepribadian dan kemampuan seorang calon. Gagal membangun tingkat pengenalan dan persepsi kualitas yang baik akan berujung pada kegagalan politik,†tandasnya.
Survei dilaksanakan di 3 kota yakni Surakarta, Medan, dan Tangerang Selatan secara terpisah. Periode survei untuk Kota Surakarta 20-25 November 2020, Kota Medan 20-24 November 2020, dan Kota Tangerang Selatan 20-25 November 2020.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah
multistage random sampling. Jumlah responden tiap kota 400 responden dengan toleransi kesalahan +/- 4,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
BERITA TERKAIT: