Ketua Bidang Layanan Informasi dan Hubungan Antar Lembaga (LI HUBLA) Komisi Yudisial Farid Wajdi menegaskan, dengan anggaran yang sangat minimalis tersebut tidak menyurutkan langkah KY untuk menciptakan peradilan bersih.
“Teman-teman KY sudah bersepakat dengan kondisi yang ada tidak pernah sekalipun menyurutkan langkah untuk menuju proses perwujudan peradilan bersih,†ujar Farid saat ditemui di acara Konsolidasi Jejaring Komisi Yudisial di Bumi Katulampa, Bogor Timur, Jumat (22/11).
Komisi Yudisial dianggap telah melakukan pemborosan anggaran negara lewat perjalanan dinas. Padahal, KY harus keliling ke sejumlah wilayah untuk mengawasi para hakim dalam menciptakan peradilan bersih.
“Saya mau kasih contoh, mestinya kemarin saya mendatangkan beberapa hakim dari suatu daerah. Pengalaman kita kalau kita panggil enggak datang, panggil kedua enggak datang. Maka pemanggilan ketiga harus kita datangi,†katanya.
Menurutnya, selama ini ada perspektif yang keliru mengenai fungsi utama dan sistem kerja Komisi Yudisial dalam hal perjadin hingga dianggap melakukan pemborosan.
“Di mana-mana lembaga pengawas itu memang pekerjaannya adalah perjalanan dinas dan dianggap KY itu boros. Itu yang jadi persoalan,†tuturnya.
“Bagaimana mungkin KY bisa menjadi kuat, ibarat kita bagaimana mungkin kita memiliki energi dan vitalitasnya menjadi memiliki energi positif kalau kemudian kurang vitamin, kurang tidur tapi dipaksa kerja ya tentu ala kadarnya,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: