"Dengan mengedepankan rasa persaudaraan sebangsa, Forum Silaturahmi Anak Bangsa berhasil menutup dan menyembuhkan berbagai luka yang terjadi di awal-awal masa kemerdekaan. Jangan sampai menjelang 74 tahun Kemerdekaan Indonesia, kita justru membuat dan mewarisi luka baru akibat Pemilu 2019," ujar Bamsoet sapaan akrabnya saat membuka pertemuan Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) bertema "Pemilu Mempersatukan Bangsa" di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/3).
Berbagai tokoh nasional tampak hadir dalam acara tersebut, antara lain Rosan Roeslani (Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Maruf Amin), Ahmad Riza Patria (Juru Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno), Viryan Azis (Komisioner KPU), Sidarto Danusubroto (Anggota Dewan Pertimbangan Presiden), Sudarmo (Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri), Ketua Umum FSAB Suryo Susilo, Sarjono Kartosoewirjo (putera SM Kartosoewirjo), Ilham Aidit (putera DN Aidit), Catherine Pandjaitan (puteri Mayjen TNI Anumerta DI Pandjaitan), Djoko Purwongemboro (mantan Ketua Umum Pemuda Panca Marga) dan Witaryono Reksoprodjo (Koordinator Tim Advokasi Korban '65).
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegera, dan Kebumen ini mengingatkan jelang hari pencoblosan tanggal 17 April nanti, fenomena saling serang, fitnah, berita bohong (hoax) serta ujaran kebencian masih terus didengungkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Ironisnya, banyak masyarakat yang memercayai serta tidak sadar kondisi gaduh seperti itu berpotensi besar memecah belah bangsa Indonesia.
"Pemilu tinggal 20 hari lagi. Elite politik dan para Tim Kampanye Capres-Cawapres harus memastikan para pendukungnya menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berkampanye. Mari hadapi Pemilu ini dengan penuh keceriaan, bukan dengan kebencian," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, mewujudkan integrasi nasional bukanlah hal yang mudah. Karenanya, semua pihak harus mampu melepaskan ego maupun identitas dasarnya demi satu tujuan, yakni kejayaan Indonesia.
"Integrasi nasional yang akan menentukan eksistensi bangsa harus dipertahankan. Alangkah mirisnya jika integrasi yang dengan susah payah diwujudkan, harus tercerai berai akibat satu hal saja, seperti Pemilu misalnya," tegas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menghimbau masyarakat agar tidak terlalu larut dalam akrobat politik yang dijalankan oleh para elite politik. Karena pasca Pemilu 2019, tidak menutup kemungkinan para elite politik yang tadinya berseberangan, justru akan bergabung dalam satu barisan. Jangan sampai justru di akar rumput, rakyat masih terjebak dalam kubangan kebencian akibat 'sampah' kampanye yang tidak mencerdaskan.
"Kita sedang berdemokrasi yang mengedepankan rasionalitas. Bukan sedang bercinta, karena itu tak usah terlalu dibawa ke perasaan. Pilihlah pasangan yang dirasakan bisa membawa perbaikan, tanpa perlu memusuhi orang lain yang berbeda pilihan," pungkas Bamsoet.
BERITA TERKAIT: