Syair tersebut ditulis kiai Mahfudz pada tahun 2014 lalu dalam dua bahasa yakni Arab dan Indonesia.
Kiai Mahfudz juga dikenal sebagai wirausahawan dan berjiwa seniman. Syair gubahannya dimaksudkan agar setiap elemen bangsa saling bahu membahu tanpa memandang pangkat dan jabatan dengan berpedoman pada petunjuk Allah SWT.
"Dalam negeri kaya yang kita cintai, cinta tanah air harus mengembangkan kekayaan alam di berbagai bidang. Berdiri sendiri dan mempertahankan daulat kebangsaan dan kenegaraan. Lautan kita luas dalam nan lepas ayo dijaga biar tidak terampas. Subur tanahnya macam-macam isinya ayo dikelola jangan sia-sia. Pancasila asas bangsa bernegara, UUD 45 pijakan kita. NKRI wajib kita pertahankan, sumpah pemuda tuk tekad perjuangan. Bhineka Tunggal Ika persaudaraan, saling hormat menjaga hak kewajiban. Bersama-sama menggapai cita-cita sebagai bangsa adil makmur sentosa," demikian isi syair kebangsaan yang dibacakan kiai Mahfudz di hadapan Prabowo.
Prabowo mengaku sangat terkesan dengan isi dan makna syair gubahan kiai Mahfudz tersebut.
"Saya sangat terharu karena ini dibuat lima tahun yang lalu, kalau dengar ini, dan tanpa koordinasi Pak, saya sebelumnya belum pernah terima ini, belum pernah dikasih ini, belum pernah mendengar Syi'ir kebangsaan ini. Tapi kalau dengar pidato kebangsaan saya saat di Jakarta Convention Center beberapa waktu lalu, saya kira itu hampir 90 persen ada di syair ini," ujar Prabowo.
"Nampaknya sudah ada yang atur, jadi syairnya dibuat di sini lima tahun lalu, mungkin tidak tahu pakai frekuensi apa tapi masuk ke hati dan kalbu saya Pak kiai. Ini luar biasa," Prabowo menambahkan.
Memaknai isi syair kebangsaan, menurut Prabowo, usaha-usaha yang ingin memecah belah umat beragama dan menggambarkan islam itu radikal, serta tidak nasionalis sudah otomatis terbantahkan. Justru, lanjut Prabowo, syair ini menambah semangat nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Gerakan Islam, tokoh-tokoh Islam ratusan tahun selalu membela rakyat, selalu membela kedaulatan, selalu melawan penjajah di mana-mana. Bahkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan itu bisa dikatakan mereka sulit dipisahkan dari kiai dan ulama," paparnya.
Demikian juga dengan perang kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, Prabowo menjelaskan bahwa meski pembacaan proklamasi kemerdekaannya berada di Jakarta, tetapi ujian mempertahankan kemerdekaannya berada di Surabaya Jawa Timur pada 10 November 1945.
"Dan itu peran dari para ulama dan sungguh sangat besar dengan resolusi jihad yang dikeluarkan oleh para ulama Nahdlatul Ulama untuk membangkitkan perlawanan rakyat. Jadi saya terima kasih malam ini pencerahan bagi saya, malam ini membangkitkan dan memperkokoh keyakinan saya dan memberi energi kepada saya," tandasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: