Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn), Supiadin Aries Saputra di Komplek DPR, Jakarta, Rabu (17/10).
"Tinggal dilihat dari Puslabfor untuk meneliti lubang tembakan supaya bisa diketahui teknis senjatanya. Ini harus diteliti secara komprehensif," ujar Supiadin.
Politisi Partai Nasdem ini menjabarkan soal analisa yang berawal dari besarnya lubang tembakan. Dia juga mengacu standar-standar yang digunakan NATO terkait persenjataan.
"Sebenarnya daru lubang tembakan itu kita bisa tentukan berapa kaliber peluru itu. Dari kaliber peluru itu kita bisa tahu senjatanya, bisa macam-macam senjatanya," beber dia.
Pensiunan TNI AD ini lebih lanjut mengungkapkan dari lubang itu juga bisa diketahui jarak titik tembaknya dalam keadaan normal.
"Daru situ aja kita bisa tahu ini kaliber 5,56 MM, 9 MM, atau 7,2 MM. Itu bisa tahu, tapi dalam keadaan tidak normal dimana peluru itu menggunakan isian yang lebih besar atau menggunakan boster untuk pendorong maka jarak capainya lebih dari standar," bebernya lagi.
Sambung dia, jarak tembak pistol kaliber 9 MM secara normal hanya 50 meter efektifnya. Kalau pakai boster bisa mencapai 300 meter.
"Dari situ saja kita bisa tahu," demikian Supiadin.
[rus]
BERITA TERKAIT: