Ada dua foto yang tersebar di media sosial. Foto pertama, seorang jaksa laki-laki berseragam memegang kertas dengan tulisan, "Kami terus bekerja walau anggaran terbatas. Kami tetap semangat walau tanpa pencitraan. Kinerja kami jangan kamu hancurkan dengan #OTTRecehan". Sementara foto kedua, seorang jaksa perempuan memegang kertas seukuran, namun beda tulisan. Isinya, "Sudah ribuan perkara korupsi kami tangani, sudah triliunan uang negara kami selamatkan. Kinerja kami jangan kamu hancurkan dengan #OTTRecehan".
Untuk diketahui, dalam OTT terkait kegiatan pulbaket proyek pembangunan irigasi yang berada di bawah Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Provinsi Bengkulu, KPK hanya menyita uang Rp 10 juta dari tangan Parlin.
Dikonfirmasi soal foto itu, Jaksa Agung M Prasetyo menyebut, itu bentuk ekspresi kekecewaan para jaksa terhadap oknum jaksa yang tertangkap tangan oleh KPK. "Itu bentuk kekecewaan jaksa-jaksa yang saya katakan, banyak berintegritas, yang berdedikasi tinggi. Jadi di tengah keterbatasan, dia masih melakukan tugasnya dengan baik. Ketika ada oknum yang melakukan, apa itu, penyelewengan, apa pun bentuknya, itu menjadi kekecewaan mereka," ujar Prasetyo dalam acara buka bersama di Kejagung, kemarin petang. Dalam acara itu, hadir Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Hadir pula beberapa pimpinan Komisi III DPR.
Prasetyo mengaku tak mempermasalahkan foto itu. Dia justru mengapresiasi lantaran foto itu sejalan dengan upaya penertiban yang dilakukan jajarannya. "Sekecil apapun kesalahannya, siapa yang salah harus dihukum," tegasnya.
Dia membantah foto yang viral itu adalah bentuk perlawanan kejaksaan kepada KPK. "Siapa bilang?" ujarnya dengan nada tinggi. Prasetyo menegaskan, Kejaksaan menghormati proses hukum yang dilakukan KPK terhadap anggotanya. Kejaksaan juga mendukung penuh langkah KPK memberantas oknum jaksa nakal. "Kami tidak akan menghalang-halangi, tidak akan menutup-nutupi, dan juga tidak akan membela. Jadi silakan saja," katanya.
Dalam sambutannya, Prasetyo sempat curhat. Awalnya, dia menyebut, acara buka bersama dengan pimpinan KPK ini merupakan wujud silaturahim untuk merajut kebahagian dan keindahan. "Hanya saja kebahagian kami sempat terusik, Pak Agus. Karena ada anggota kejaksaan yang masih nakal. Dan terpaksa kami berurusan dengan KPK, Pak Laode Syarif," tuturnya.
Menurutnya, pimpinan Kejaksaan Agung tidak pernah berhenti memberi petunjuk dan arahan agar tak ada lagi oknum jaksa yang "bermain" dalam penanganan perkara. Namun, jumlah jaksa ada lebih dari 10 ribu. Dia meminta masyarakat tak menggeneralisir semua jaksa kotor akibat adanya OTT terhadap beberapa jaksa ini. "Hanya mohon maaf dan maklumi ada satu dua jaksa nakal karena ada 10 ribu lebih anggota jaksa, kalau ada satu dua jaksa yg nakal yang menyimpang tentu itu oknum, tidak perlu digeneralisir, ya harus adil lah. Malah Pak Agus harus sering menangkap lagi. Tapi itu berpulang kepada kita semua," tutupnya.
Agus Rahardjo juga tak permasalahkan foto-foto tersebut. "Tidak apa-apa kok," ujarnya. Menurutnya, itu menjadi bahan instropeksi buat Kejaksaan.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo meminta tindakan seperti memviralkan foto itu dihentikan. "Munculnya gambar viral dengan terang-terangan dan tanpa ditutupi wajahnya, para jaksa muda menurut saya mungkin saja bentuk kekecewaan. Tapi menurut saya juga hal ini harus dihentikan karena tidak baik bila para penegak hukum itu saling membully," ujarnya, kemarin.
Bambang mengingatkan, di KPK juga ada jaksa. Dia meminta foto-foto dengan tanda pagar #OTTRecehan menjadi introspeksi semua pihak. "Saya miris juga atas beredarnya foto-foto itu. Itu harus jadi koreksi semua pihak tidak hanya KPK, jaksa tapi juga penegak hukum lain harus saling introspeksi," tandasnya. ***
BERITA TERKAIT: