Direksi Jasa Marga, Gaji Fantastis Kinerja Miris

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 22 Mei 2017, 14:56 WIB
Direksi Jasa Marga, Gaji Fantastis Kinerja Miris
Foto: Dok CBA
rmol news logo Publik sepertinya mesti lebih bersabar lagi, minimal untuk sekedar masalah kemacetan di tol misalnya.

"Anggap saja kemacetan yang dirasakan tiap hari tersebut sebagai bekal melatih kesabaran bapak ibu sekalian, karena sebentar lagi bakalan mengadapi bulan puasa," kata koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA), Jajang Nurjaman melalui pesan whatsappnya kepada redaksi, Senin (22/5).

Masalah kemacetan belum teratasi, ia menduga karena memang saat ini Jasa Marga masih fokus menggenjot proyek jalan tol. Tapi masalahnya, dana proyek yang sebagian besar dana berasal dari pinjaman bank tersebut banyak potensi terjadinya kebocoran.

"Permasalahan di atas merupakan masalah lama (klasik) yang belum sanggup dipecahkan oleh jajaran pejabat Jasa Marga. Seolah mereka kerja setengah hati, ala kadarnya seperti tidak digaji saja," imbuhnya.  

Padahal faktanya, lanjut Jajang, para pejabat perusahaan plat merah tersebut mendapatkan upah dan berbagai macam tunjangan yang sangat fantastis. Sebagai gambaran, papar Jajang, untuk 10 anggota direksi saja total gaji yang digelontorkan negara pada tahun 2016 mencapai Rp 22.598.722.479.

"Masing-masing direksi, termasuk Desi Arryani sebagai direktur utama selain mendapatkan gaji pokok juga mendapatkan tunjangan perumahan, THR, ditambah Tantiem (insentif kinerja)," urainya.

Desi Arryani misalnya, yang baru menjabat jadi dirut sejak 29 Agustus 2016 per bulannya mendapat gaji pokok sebesar Rp 130 juta, ditambah tunjangan perumahan Rp 110 juta.

"Hanya dalam waktu empat bulan direktur utama Jasa Marga sudah mengantongi uang sebesar Rp.630 juta."

Angka tersebut menurut Jajang, belum ditambah insentif kinerja. Sedangkan untuk anggota direksi masing-masing mendapatkan gaji pokok sebesar Rp 117 juta per bulan, ditambah tunjungan perumahan Rp 27,5 juta per bulan, serta THR Rp 117 juta berikut insentif kinerja di tahun 2016 yang mencapai Rp 1.975.957.380. Ini berarti masing-masing anggota direksi dalam satu tahun mendapatkan total gaji sebesar Rp 3.826.957.380.

"Melihat fakta di atas, sepertinya kata sabar sudah tidak relevan lagi menyikapi kinerja Jasa Marga yang lamban. Dengan gaji selangit harusnya diimbangi dengan kinerja yang berkualitas, bukan malah sebaliknya," kritiknya.

Ia jadi berpikir mungkin hal ini juga yang mendorong Menteri Rini Sumarno menjadikan Warga Negara Asing memimpin beberapa BUMN,

"Karena kebanyakan dirut yang diangkatnya mengecewakan seperti di Jasa Marga," cetusnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA