LMND Ingatkan Mahasiswa Tidak Tinggalkan Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 16 Mei 2017, 16:03 WIB
LMND Ingatkan Mahasiswa Tidak Tinggalkan Rakyat
RMOL
rmol news logo Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menyelenggarakan kongres ke-VIII di Desa Gunung Anten, Kabupaten Lebak. Dengan mengangkat tema 'Membangun Organisasi yang Mengabdi pada Buruh dan Tani untuk Wujudkan Belajar, Mengorganisir, Bersatu dan Berjuang'.

Ketua Umum LMND Raden Deden Fajarullah menjelaskan, pemilihan Desa Gunung Anten merupakan implementasi dari tema yang diangkat yang menegaskan bahwa mahasiswa sebagai kelas pendorong perubahan harus belajar bersama rakyat, mengorganisir rakyat, tidak meninggalkan rakyat, tidak berada jauh dengan rakyat. Serta harus bersatu dengan rakyat dan berjuang bersama rakyat.

Pembukaan kongres pada 11 Mei lalu dihadiri berbagai organisasi pergerakan mahasiswa, buruh, tani. Antara lain Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Aliansi Mahasiswa Banten (AMB), Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU), Konferdarasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Konfedarasi Pergerakan Rakyat Indonesia (KPRI), Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA), dan Pergerakan Petani Banten (P2B).

Menurut Raden, LMND sebagai organisasi yang berbasiskan mahasiswa harus turut aktif mendorong terjadinya persatuan gerakan rakyat. Untuk melawan imprealisme yang selama ini telah membuat sebagian besar rakyat menderita.

"LMND harus terlibat aktif dalam mendorong persatuan lintas sektor untuk melawan imprealis feodalis. Sistem ini adalah dalang dari kesengsaraan yang dialami rakyat. Jika kita ingin sejahtera maka, tidak ada pilihan lain selain melawan sistem yang menghegemoni ini," jelasnya di Lebak, Banten (Selasa, 16/5).

Raden juga menyampaikan bahwa krisis kapitalis internasional yang sedang terjadi akan membuat penetrasi modal semakin agresif. Hal itu semakin membuat rakyat terasingkan dari kehidupan sosialnya. Pemodal terus memassifkan produksi namun akan semakin menekan pendapatan pekerja demi mendapatkan keuntungan. Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 adalah salah satu bentuk pendukungnya.

Semakin massifnya konflik agraria juga bentuk dari akibat penetrasi modal, karena para pemodal akan masuk di semua sektor termasuk penguasaan lahan. Ini akan mendorong masyarakat di desa-desa menuju ke kota, sehingga pengangguran semakin menumpuk.

"Maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain terus berjuang dan mendorong lintas sektor untuk bersatu dan membuat kekuatan alternatif," tegas Raden. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA