Istana Sedang Menjebak Dirinya Sendiri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 30 September 2015, 19:45 WIB
ilustrasi/net
rmol news logo Pernyataan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, yang minta pemfitnah Presiden Joko Widodo untuk bertobat atau diseret ke proses hukum, justru mempersulit posisi dirinya sendiri.

Pernyataan politisi PDI Perjuangan itu terkait rumor Jokowi bertemu keluarga anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan meminta maaf atas pelanggaran hak asasi manusia setelah kejadian Gerakan 30 September 1965. Pramono bahkan mengaku sudah tahu siapa pelaku pertama penyebar gosip itu.

"Sejatinya, jika memang Istana sudah tahu sumber rumor dan tidak ingin diketahui publik, seharusnya tak perlu berkoar seperti Pramono Anung. Jika memang intelijen kepolisian sudah diperintahkan bergerak menangkal penyebar rumor, tentunya tak perlu disiarkan di media," kata ilmuwan politik, Muhammad AS Hikam, lewat akun facebooknya, beberapa saat lalu (Rabu, 30/9).

Hikam menyindir, kalau memang Pram mau terlihat tegas dan gagah, lebih baik sekalian umumkan oknum pemfitnah Jokowi. Kini, informasi yang tidak jelas dari Pram malah melahirkan spekulasi dan memancing keingintahuan media massa.

"Kalau mereka tidak mampu menemukan, maka dibuatlah spekulasi yang kemudian harus dijawab lagi oleh Istana. Walhasil, Istana sejatinya melakukan tindakan sangat bodoh, yaitu menjebak dirinya sendiri,” tegas Hikam.

Padahal, pernyataan Jokowi sendiri sudah jelas dan tegas bahwa tidak akan meminta maaf kepada PKI terkait pemberontakan 30 September 1965. Soal ada pihak yang setuju atau tidak, terima atau tidak, menurut Hikam itu urusan lain.

"Pernyataan Jokowi sudah gamblang sebagai keputusan yang resmi dari pemerintahnya. Nah,  jika hal tersebut sudah begitu terang benderang, mengapa pula Pramono Anung malah aneh-aneh dengan mengeksploitasi rumor? Publik yang kritis tentu akan bertanya, ada apa dengan Pramono Anung kok malah melakukan hal seperti itu?" tutup Hikam. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA