Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rusdi Kirana: Jumlah Turis Asing Tidak akan Bertambah Bila Bandara Tidak Diperbanyak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Minggu, 16 November 2014, 23:42 WIB
Rusdi Kirana: Jumlah Turis Asing Tidak akan Bertambah Bila Bandara Tidak Diperbanyak
lion group/rmol
rmol news logo Dibandingkan negara tetangga Thailand, Malaysia, dan Singapura, jumlah turis asing yang singgah ke Indonesia setiap tahun masih tertinggal jauh.

Menurut data World Tourism Organization (WTO) di tahun 2013 tak kurang dari 26,5 juta turis asing berkunjung ke Thailand. Negeri gajah putih ini menempati posisi kedua sebagai negara Asia yang paling banyak dikunjungi turis asing setelah Republik Rakyat China (55,7 juta).

Adapun Malaysia berada di urutan ketiga dengan 25,7 juta turis asing. Singapura yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari Indonesia dikunjungi oleh setidaknya 11 juta turis asing dan berada pada posisi kelima dalam daftar itu.

Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau, dan suku bangsa yang begitu banyak hanya dikunjungi 8,8 juta turis asing pada tahun 2013.

Menurut CEO Lion Group Rusdi Kirana, sulit menambah jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia apabila jumlah bandara bertambah dan kualitas bandara tidak meningkat.

Itulah sebabnya, Rusdi Kirana mendorong agar kota besar seperti Jakarta memiliki lebih dari satu bandara selain Soekarno-Hatta.

"Paris saja punya empat. London juga punya lebih dari satu bandara. Moskow pun begitu,” kata Rusdi Kirana dalam perbincangan sebelum menerima tiga unit Airbus A320 di Toulouse, Prancis (Rabu, 12/11).

Industri penerbangan juga akan tumbuh apabila infrastruktur sudah diperbaiki. Dia mencontohkan rencana yang dimiliki Lion Group dalam waktu dekat.

Bulan Desember nanti, misalnya, Lion Group berencana akan mulai melayani rute Jakarta-Singapura setidaknya tujuh kali dalam satu hari.

Setelah membuka jalur Jakarta-Singapura, Lion Group akan melayani rute Jakarta-Hongkong, Jakarta-Kanton dan Bali-Perth.

Pesawat-pesawat Airbus A320neo yang sudah dipesan Lion Group, menurut Rusdi Kirana, mampu mendukung ekspansi itu.

"A320neo bisa menambah jam terbang dari yang biasanya antara 4 hingga 5 jam, menjadi 6 hingga 7 jam. Dengan demikian bisa terbang jarak jauh seperti Bali-Tokyo, Bali-Sydney, atau Jakarta-Shanghai,” kata dia.

Pesawat Airbus baru itu pun bisa digunakan Lion Group untuk armada Thai Lion di Thailand. Lion Group memiliki 49 persen saham di perusahaan penerbangan itu.

"Dengan pesawat A320neo kita juga bisa terbang Jakarta-Bangkok. Turis-turis dari Bangkok bisa kita bawa ke Indonesia dan kita perkenalkan dengan objek-objek wisata baru,” sambungnya.

Rusdi Kirana yakin, perusahaan penerbangan yang dia pimpin mampu melayani pertumbuhan itu. Lion Group sejauh ini terdiri dari Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo, dan Thai Lion.

"Indonesia ini terbentang sepanjang 5.00 kilometer, memiliki 17 ribu pulau. Dalam satu hari 100 pesawat kami dioperasikan, 110 ribu penumpang kami layani. Pertumbuhan rute penerbangan naik 10 hingga 15 persen setiap tahun,” urainya.

"Saya percaya market tetap growing,” sambung Rusdi Kirana lagi.

Tetapi, dia menekankan, itu semua tidak akan terjadi apabila tidak ada perbaikan di sektor infrastruktur, dalam hal ini pembenahan dan pembangunan bandara.

"Untunglah, pemerintahan Pak Jokowi sudah mencanangkan akan membangun dan memberi kesempatan pihak swasta ikut membangun banyak bandara,” demikian Rusdi Kirana. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA