Anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang itu sengaja diletakkan sebagai pembicara terakhir karena seluruh arkeolog yang menjadi peserta konferensi internasional itu ingin mendengarkan penjelasan yang utuh mengenai riset yang dilakukan di situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Dapat dikatakan, riset yang dilakukan di Gunung Padang telah menjadi primadona dalam dunia riset arkeologi belakangan ini.
“Arkeolog dunia memantau perkembangan riset melalui internet,†ujar Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief dalam keterangannya.
Moderator ketika DR. Ali Akbar menyampaikan presentasi mengenari riset Gunung Padang adalah Byung-mo Kim. Ia merupakan salah seorang arkeolog terpandang di Korea dan menulis buku
Megalithic Cultures in Asia.
“Dari presentasi yang sudah disampaikan, beberapa ahli mancanegara mengakui proses dan metode yang dilakukan oleh TTRM. Metode dan teknik yang TTRM gunakan tergolong paling maju dan komplet,†kata Andi Arief lagi menjelaskan laporan yang ia peroleh dari DR Ali Akbar.
Peserta konferensi juga terpukau dengan
seismic tomography, citra arsitektural,
coring, dan beberapa artefak yang ditemukan yang telah diuji dengan
CT-Scan, analisa laboratorium metal, hingga analisa laboratorium petrologi.
“Dari konferensi itu dapat disimpulkan bahwa riset di Gunung Padang menjadi contoh perubahan besar riset arkeologi dunia,†demikian Andi Arief yang sebentar lagi akan melepaskan jabatannya di Sekretariat Negara.
[dem]
BERITA TERKAIT: