Situs yang menyerupai piramida di Mesir ini dikenal juga pernah disinggahi Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Pajajaran yang termasyur. Dalam beberapa untaian batu di Gunung Padang ditemukan jejak-jejak kaki ‘maung’ yang sering diidentikan sebagai harimau atau macan.
Namun Juru kunci Gunung Padang, Nanang Sukmana memiliki makna sendiri soal ‘maung’ berdasarkan pengertian dari para leluhurnya.
“Mindset kita ‘maung’ itu harimau kan? Tapi di sini kita mainnya filosofi, filsafat atau siloka. Kata kakek saya ‘maung’ itu bukan harimau walaupun jejaknya menyerupai (seperti) harimau. Jadi ‘maung’ itu
ma-nya manusia,
ung-nya unggul, jadi (singkatan) manusia unggul,” kata Nanang saat ditemui
RMOL di Gunung Padang pada awal April 2025.
Lanjut dia, para leluhur Nusantara terutama yang berkaitan dengan Gunung Padang merupakan para manusia unggul.
“Jadi jejak itu kan bekas, bekas manusia unggul, siapa (itu)? Itulah para wali, para nabi, itulah ‘maung’,” jelasnya.
Bahkan sambung Nanang, sistem keyakinan atau kepercayaan para leluhur Nusantara bukanlah animisme dan dinamisme sebagaimana sering ditulis dalam sejarah saat ini. Ia menjelaskan bahwa keyakinan para leluhur Nusantara sudah monoteisme (Tuhan Yang Maha Esa).
“Jadi di masa Kerajaan Pajajaran, tempat ini (Gunung Padang) sudah menjadi tempat peribadatan, bersemedi, ya makrifat, jadi mereka itu sudah makrifat. Jadi kalau ada cerita Prabu Kian Santang yang udah meluk Islam ngejar-ngejar bapaknya (Prabu Siliwangi) itu cerita fiktif, terus (katanya) Prabu Siliwangi masuk ke hutan jadi harimau, masak orang hebat jadi binatang?” tegasnya.
Menurutnya, keberadaan harimau itu memang menjadi pengawal Prabu Siliwangi karena kesaktiannya.
Keterangan dari Nanang mengenai sistem keyakinan leluhur Nusantara tersebut dibenarkan KH Fahmi Basya yang merupakan penulis buku ‘Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman’.
Menurut Fahmi, Gunung Padang merupakan tempat Nabi Daud AS mendidik putranya yakni Nabi Sulaiman yang kelak menjadi raja atau pewaris tahtanya.
“Di sini tempat singgasana Nabi Daud, pengertian singgasana itu juga bukan tempat duduk raja seperti yang saat ini banyak dipersepsikan. Tapi singgasana itu merupakan arsy atau bangunan. Dan di sini (Gunung Padang), tempat Nabi Sulaiman bermain dan ditempa oleh ayahnya (Nabi Daud),” terang Fahmi Basya.
BERITA TERKAIT: