Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali kepada
RMOL di sela-sela acara tersebut.
“(Simposium) ini sangat bermanfaat sekali. Karena dengan adanya IMSS keenam ini, kita akan membuat komitmen bersama dengan beberapa negara untuk bekerja sama dalam menanggulangi masalah-masalah di laut seperti kegiatan ilegal (di laut),” ujar KSAL.
Jebolan AAL 1989 itu menyebut saat ini perairan Indonesia rentan dengan ancaman-ancaman di laut, utamanya wilayah perbatasan.
“Di perbatasan itu selalu ada kegiatan-kegiatan ilegal penyelundupan. Jadi antara negara yang berbatasan, ini membangun kerja sama yang baik, di mana mencegah kegiatan-kegiatan ilegal di laut ini sehingga tidak berdampak pada masalah ekonomi, masalah kemanusiaan yang ada di lingkungan maritim,” jelasnya.
Ia menyebut berbagai kerangka kerja sama akan dirumuskan dalam simposium ini sebagai solusi pemecahan masalah keamanan maritim.
“Intinya ini sangat bermanfaat, kita akan membangun kerja sama baik bilateral maupun multilateral,” tutur dia.
Terkait adanya konflik perbatasan seperti di Laut China Selatan, mantan perwira kapal selam itu menyatakan bahwa forum ini sangat tepat untuk mencari jalan keluar secara damai.
“Di sini kita pembicaraannya lebih dengan masalah kemanusiaan dan bagaimana menanggulangi bencana-bencana serta ancaman-ancaman ilegal di laut. Jadi di sini kita meredakan konflik,” pungkas KSAL.
Hadir dalam acara ini di antaranya Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno; Wakasal Erwin S Aldedarma; Commander of the United States Pacific Fleet, Admiral Stephen Thomas Koehler; dan Chef of the Royal Australian Navy, Vice Admiral Mark David Hammond.
BERITA TERKAIT: