Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kapolri: Globalisasi Memunculkan Persaingan Ketat Dan Kejahatan Berdimensi Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 23 Desember 2016, 09:18 WIB
Kapolri: Globalisasi Memunculkan Persaingan Ketat Dan Kejahatan Berdimensi Baru
Net
rmol news logo Globalisasi memunculkan persaingan ketat, kejahatan berdimensi baru, disertasi memudarnya nilain nilai luhur bangsa. Termasuk adanya paham demokrasi liberal yang mengakomodasi kebebasan. Namun tentunya bukan kebebasan yang sebebas bebasnya. Kebebasan diatur dengan rule of law.

Demikian disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat memberi kuliah umum di Universitas Padjajaran di Gedung rektorat Unpad, Kamis (22/12). Acara yang digelar Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik (Fisip) Unpad itu dibuka langsung oleh Rektor Unpad Dr Metri Hanggono Achmad.

Menurut Kapolri, keberagaman merupakan kekayaan negara harus dijaga. Mengingatkan masyarakat Indonesia untuk senantiasa menjunjung tinggi pedoman kebhinekaan. Sebab ragam konflik beraroma SARA dapat berpotensi memecah belah kesatuan bangsa Indonesia yang bisa bernasib seperti negara-negara di Timur Tengah yang dirongrong kehancuran akibat perang.

"Kalau kita tidak mewaspadai, kebhinekaan terkoyak-koyak. Ekstremnya ya bisa seperti Suriah dan Irak. Kalau kita underestimate, bisa terjadi," paparnya.

Mantan Kapolda Papua itu berharap di Indonesia jangan sampai seperti Aleppo, kota di Suriah yang sangat indah sekali namun saat ini hancur.

"Sekarang hancur, Irak apalagi. Mesir, Yaman dan Pakistan semua berantakan," ucap Tito menambahkan.

Institusi Polri, tentu tak tinggal diam untuk mengawal nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika yang sejak zaman dulu mempererat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Hidup saling rukun, damai, dan toleransi, menurut Tito, mesti dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat nusantara dari Sabang hingga Merauke.

"Negara kita ini memiliki ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta berlandasan hukum UD 1945. Merajut kebhinnekaan dan menyatukan perbedaan itu enggak gampang, ya karena heterogen. Maka itu ideologi Pancasila ini sangat penting," tutur mantan Kepala BNPT ini.

Tito menegaskan, pihaknya tak pernah henti mengantisipasi segala bentuk potensi perusak keutuhan bangsa semacam aksi pemberontak yang mengancam kedaulatan, aksi terorisme, dan konflik masyarakat bernuansa SARA. Jenderal bintang empat ini meminta rakyat Indonesia tetap bergandengan tangan memperkokoh dan memperkuat keragaman bangsa.

"Jaga kebhinnekaan. Jangan sampai Indonesia terpecah belah. Kami (Polri) tetap menjadi garda terdepan menjaga NKRI," ucap Tito menegaskan. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA