Menang Milik Andik Cs, Kalah Milik Pengacau

Sabtu, 01 Desember 2012, 08:23 WIB
Menang Milik Andik Cs, Kalah Milik Pengacau
timnas indonesia
rmol news logo .Jelang keberangkatan Timnas In­donesia ke Malaysia untuk ber­laga di Piala AFF, beredar ka­bar mengenai sebuah taruhan unik.

Taruhan itu isinya kira-kira begini: “Kalau timnas terhenti di penyisihan grup AFF Cup, saya akan mundur. Namun, jika tim­nas juara, saya akan minta La Nyalla cs dan Menegpora harus me­ngundurkan diri”.

Pernyataan itu, menurut kabar sekitar dua pekan lalu, keluar dari mulut Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Djohar yang me­rasa gerah dengan pemberitaan tersebut, langsung mengeluarkan ban­tahan tegas bahwa dia tak per­nah melemparkan taruhan se­perti itu.

Lepas dari kerjaan orang iseng atau hanya isu belaka, sesung­guh­nya pertaruhan itu bakal ter­jadi nanti malam saat Indonesia menjalani laga hidup-mati mela­wan Malaysia.

Malam nanti pilihannya hanya dua: kalau menang bakal dielu-elukan. Sebaliknya, kalau kalah di­­hujat. Semua pemain dan pe­latih di seluruh dunia pasti me­nyadari kondisi ini.   “Itulah du­nia kami, itulah dunia sepak bo­la. Ketika menang, (kami), juga pelatih menjadi yang terbaik. Tapi ketika kalah, langsung men­jadi yang terburuk,” kata pemain Manchester City Gareth Barry se­usai timnya menang atas Wi­gan tengah pekan kemarin.

Ketika Indonesia menang nan­ti malam, pasti banyak yang ingin tampil, mengambil momen itu seolah ingin mengatakan, “inilah hasil karya kami. Kalian yang tidak sejalan dengan timnas mau bilang apa!”.

Sebaliknya, kalau kalah dan gagal ke semifinal, dunia lang­sung runtuh. Segala macam hu­jatan akan mengalir dari ke­lom­pok yang berseberangan dengan PSSI. Kekalahan tersebut men­jadi makanan paling nikmat dan senjata paling mematikan.

Sungguh tidak enak menyak­si­kan skenario sikap dua kubu ini. Mereka yang mengaku pe­ngu­rus sepak bola, siapa pun dia, se­harusnya malu karena rakyat sudah jijik melihat ulah mereka. Mereka mengotori sepakbola dan memaksa sepakbola ber­pin­dah ke gelanggang politik. Para pe­main telah menjadi kor­ban­nya, dan rakyat dibuat capek menyaksikan manuver dan aksi “diving” mereka. Sudah saatnya mereka diganjar kartu merah dan diusir dari lapangan hijau.

Apa pun hasil nanti malam, me­nang atau kalah, bukan salah siapa-siapa, salah para pengurus sepakbola yang bertikai itu. Sa­lah para pengacau, siapa pun dan dari kelompok mana pun. Dan satu yang pasti, (kalau menang) sesungguhnya kemenangan itu menjadi milik pemain dan pe­latih.

Untuk Andik Vermansyah dan kawan-kawan yang sedang ber­juang di Malaysia, seperti la­yak­nya kehidupan, kalian memang punya dua pilihan: menang atau kalah. Tapi satu yang pasti, ka­lian suatu saat bisa mengubah ke­adaan menjadi lebih baik dan he­bat lagi.

Kalian telah berjuang. Kalian telah memberi tontonan dan pelajaran bagaimana meng­ha­dapi kemenangan dan keka­lah­an, sebuah sikap yang orang de­wasa dan pejabat tinggi sekali pun tak bisa memilikinya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA