Bukan 2004!

Laga Hidup Mati Indonesia vs Qatar

Selasa, 11 Oktober 2011, 03:00 WIB
Bukan 2004!
Christian Gonzales
RMOL. Partai Indonesia vs Qatar dalam lanjutan kualifikasi PPD 2014 menjadi partai hidup mati bagi kedua tim. Kalah berarti tamat. Pelatih Wim tidak ingin mengenang memori 2004.

Qatar berada di urutan ketiga sedangkan tim asuhan Wim Rijs­bergen berada di juru kunci kla­semen sementara. “Saya berpikir bermain draw ti­dak bagus untuk Qatar dan In­do­nesia, besok me­ru­pakan partai berat,” kata Se­bas­tiao Lazaroni di Jakarta, kemarin.

Bahkan, ia mengatakan per­tan­­dingan hari ini  merupakan ke­sem­patan terakhir Indonesia jika ingin lolos ke putaran selan­jutnya. Na­mun demikian, Qatar tak akan mem­beri ampun kepada Indone­sia. Dia juga ingin meraih poin mak­simal demi mengan­tar­kan Qatar lolos ke putaran final. “Be­sok (hari ini) merupakan pertan­dingan yang ketat,” kata bekas pe­latih Timnas Brazil di Piala Dunia ini.

Pelatih timnas Indonesia, Wim Rijsbergen juga bertekad serupa. Namun, Wim juga sadar untuk me­raih kemenangan tidaklah mu­dah. Untuk itu, dia mengaku telah berbuat semaksimal mung­kin untuk membangun permai­nan tim serta meningkatkan psi­ko­logis pemain.

“Tapi kami berupaya sekuat tenaga. Kita harapkan bisa me­menangi pertandingan. Qa­tar memang tim tangguh, teta­pi kami tidak gentar dan akan berupaya memaksimalkan ber­ba­gai pe­luang. Tentu saja duku­ngan penuh suporter akan mem­buat kami lebih bergairah,” pa­par Wim.

Namun, suporter tampaknya tak sebanyak dua partai sebe­lum­nya, saat melawan Bahrain. Ini terlihat dari penjualan karcis yang tidak seramai sebelumnya.

Indonesia punya kenangan ma­nis saat melawan Qatar pada Piala Asia 2004 lalu. Saat itu ­Timnas membekuk Qatar 2-1. Tapi Wim tidak ingin terlena atas memori tersebut.  “Itu sudah lama. Ke­dua tim pun juga sudah berbeda. Jadi marilah kita tatap masa depan yang pasti akan lebih ketat, ter­masuk dengan laga ini,” ujar Wim.

Wim telah menginstruksikan ke­pada anak asuhnya untuk mem­peragakan permainan sederhana dengan umpan-umpan pendek dan tak mudah kehilangan bola. “For­masi tetap 4-3-3. Saya ingin kami bermain sederhana seperti Barce­lona. Sekarang bagaimana para pemain mampu tampil konsisten di sepanjang laga,” tandasnya.

Konsistensi menjadi penyakit Bambang Pamungkas Cs. Walau pelatih Wim menginstruksikan per­mainan bola-bola pendek, me­reka tetap memainkan um­pan-umpan panjang yang mere­potkan diri sendiri. Kita lihat, nanti malam, apakah gaya sepak­bola sederhana seperti Barcelona yang diinginkan Wim bisa dite­rapkan di lapangan.

Penanggung jawab Timnas Bernhard Limbong mengatakan PSSI akan memberi bonus Rp 40 juta per pemain kalau Indonesia menang.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA