Liverpool menjamu FC UtrecÂht di Anfield, kemarin diniÂhari WIB, dalam partai paÂmungkas grup K liga Europa. ParÂtai itu tak lagi menentukan kaÂÂrena The Reds sudah dipasÂtiÂkan lolos ke babak berikutnya sebagai juara grup.
Dalam laga yang berÂkeÂsuÂdaÂhan 0-0 itu, pelatih Roy Hodgson meÂnyimpan pemain inti untuk laga liga Premier di akhir pekan konÂtra Fulham. Hodgson lebih menurunkan banyak pemain yang sering duduk manis di bangÂku cadangan. Fernando TorÂres yang sebelumnya diprediksi baÂkal memimpin tim lapis dua Si Merah batal tampil. Kuyt sendiri turun menjadi pemain pengganti.
Meskipun laga ini tak berarti, naÂmun tak demikian halnya bagi Kuyt. Kuyt menjalani laga penuh kenangan karena tampil meÂlaÂwan bekas klubnya. Di klub terÂseÂbut, pemain timnas Belanda itu perÂnah menjalani kenangan inÂdah saat membawa Utrecht, yang saat itu berstatus
underdog, seÂcaÂra mengejutkan menjuarai Piala Belanda di tahun 2003 dengÂan menaklukkan Feyenoord 4-1 di final. Di klub itu pula, Kuyt menÂdaÂpat predikat Sepatu Emas BeÂlanda untuk pertama kalinya.
Tak heran, saat masuk mengÂganÂtiÂkan Milan Jovanovic di baÂbak kedua, ia disambut dengan
staÂnding applaus yang meriah dari suporter Utrecht. Dia pun mengaku terkesan mendapat perÂlakuan istimewa dari bekas suÂporternya tersebut.
“Suporter Utrecht sungguh luar biasa. Mereka seperti suÂporÂter Liverpool. Setelah tujuh taÂhun pergi, saya masih mendapat samÂbutan yang luar biasa. Ini sulit dipercaya. Mereka menunÂjukÂkan respek tinggi. Saya berÂteÂriÂma kasih untuk itu,†katanya.
Sayang, setelah meninggalkan Utrecht, Kuyt tak merengkuh troÂfi lagi di klub barunya, terÂmaÂsuk di Liverpool yang sudah diÂperkuatnya selama empat tahun. MeÂlihat performa The Reds di ajang Liga Europa tahun ini, pemain 30 tahun itu optimis bakal mengulang lagi kenangan saat di Utrecht.
[RM]
BERITA TERKAIT: