Honai Adat Elaboge yang Baru Dibangun Siap Jadi Kampung Percontohan di Papua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/bonfilio-mahendra-1'>BONFILIO MAHENDRA</a>
LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA
  • Senin, 22 Desember 2025, 12:14 WIB
Honai Adat Elaboge yang Baru Dibangun Siap Jadi Kampung Percontohan di Papua
Penampakan Honai Adat di Kampung Elaboge, Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya Foto: Dok. Pemkab Jayawijaya)
rmol news logo Pembangunan Honai Adat di Kampung Elaboge, Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya jadi uppaya pelestarian budaya sekaligus pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal terkhusus di wilayah Papua Pegunungan.

Kampung Elaboge sendiri terletak di Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, berada di kawasan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut, dekat lembah Baliem. 

Kepala Kampung Elaboge sekaligus Kepala Suku Besar Distrik Silo Karno Doga, Habo Holago, menjelaskan bahwa secara historis kampung tersebut memiliki enam honai adat yang jadi bagian dari tatanan kehidupan masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, honai-honai tersebut mengalami kerusakan dan tidak lagi difungsikan, dan kini elalui dukungan pemerintah pusat, honai-honai adat dibangun kembali agar dapat difungsikan secara optimal sesuai nilai-nilai adat yang diwariskan leluhur.

Adapun, pembangunan saat ini mencakup tujuh unit honai, terdiri atas enam honai pendukung dan satu honai utama. Keenam honai pendukung memiliki fungsi filosofis masing-masing, yaitu Honai Perempuan, Honai Laki-Laki, Honai Kesuburan, Honai Perang, Honai Keramat, dan Honai Pertemuan. 

Sementara itu, satu honai utama akan difungsikan sebagai museum budaya, tempat penyimpanan benda bersejarah sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat, generasi muda, dan wisatawan.

Dari sini, bisa dimaknai bahwa Honai bukan sekadar rumah adat, melainkan simbol persatuan, kehangatan keluarga, dan identitas budaya masyarakat Papua. 

Terlihat bentuknya bundar dengan atap jerami tebal dirancang untuk menahan dingin pegunungan Papua, menjadikannya arsitektur yang sesuai dengan kondisi geografis.

Secara terpisah, Staf Khusus (Stafsu) Menteri Pertahanan (Menhan) Bidang Kedaulatan NKRI), Lenis Kogoya menjelaskan bila keberadaan Honai tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Papua.

"Makna dan pelestarian honai tidak bisa dilepaskan dari jati diri masyarakat Papua. Honai bukan sekadar rumah adat, tetapi simbol persatuan, pusat musyawarah, dan tempat pendidikan budaya yang diwariskan turun-temurun. Dengan melestarikan honai, kita menjaga identitas nasional sekaligus memperkuat kedaulatan NKRI di tanah Papua," kata Lenis dalam keterangan resmi, Senin 22 Desember 2025.

Lanjut Lenis, Honai juga menjadi bukti bahwa pembangunan tidak hanya berbicara tentang infrastruktur besar, tetapi juga tentang warisan budaya yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA