Bekas Presiden Federation Internationale del Automobile (FIA), Max Mosley mengkritik keras agar poin yang sudah ditorehkan pembalapnya dihapus. Alasannya, kata Mosley,
team order adalah praktik yang tidak dibenarkan dalam balapan.
“Tidak dipungkiri, jika semua tim pasti mengutamakan kepentingan dan keuntungannya di atas semuanya,” kata Mosley seperti dilansir
Earth Times.
“Tapi jika bicara soal kepentingan publik yang menonton balapan dengan membeli tiket sehingga bisa membiayai balapan, taktik seperti itu harus dilarang. Tim yang melanggar larangan itu harus dihukum,” sambungnya.
Seperti diketahui, kasus team order terjadi di Sirkuit Hockenheimring, Jerman, di mana teknisi Ferrari menginstruksikan pembalapnya, Felipe Massa, untuk memberi jalan buat rekan setimnya, Fernando Alonso, yang akhirnya menjuarai lomba.
Sebelumnya, bekas pembalap Ferrari, Niki Lauda memprediksi, kalau tim yang bermarkas di Maranello Italia tersebut akan dikenai sanksi berat, karena menjalankan taktik kotor dan tidak mengedepankan sportivitas.
Meski Ferrari sudah dikenai denda sebesar 100 ribu dolar AS atau setara Rp 900 juta, sekaligus disidang di hadapan World Motor Sports Council (WMSC) di Paris, September mendatang, Mosley menilai hukuman tersebut belum cukup. Mosley dengan lebih berani mendesak agar poin Ferrari, Alonso dan Massa saat GP Jerman dihapuskan.
“Aku tidak akan membuat rekomendasi, tapi pada fakta saat ini, seharusnya ada beberapa sanksi olahraga dan tidak hanya denda. Jelas, poin yang diperoleh kedua pembalap dan tim di GP Jerman tadi harus dihapus,” tandas Mosley.
Terkait persidangan Ferrari di Paris delapan September mendatang, Presiden FIA Jean Todt yang juga bekas bos Ferrari, tidak akan menjadi pemimpin sidang seperti di umumkan FIA sebelumnya. “Itu tidak ada hubungannya dengan posisinya sebagai bekas karyawan Ferrari,” ujar Moseley, yang digantikan oleh Todt pada bulan Oktober tahun lalu.
[RM]
BERITA TERKAIT: