Lorenzo akan tetap membela Yamaha, sedangkan rekannya Rossi, membela tim Ducati. Persaingan keduanya bakal sengit, apalagi, keduanya sempat dikabarkan tidak harmonis, lantaran Yamaha menganaktirikan
The Doctor, julukan Rossi. Bahkan perseteruan menjadi alasan Rossi hijrah ke Ducati.
Lorenzo mengaku, kepindahan Rossi menjadi motivasi untuk menghabisi karier sang juara MotoGP tujuh kali itu. “Balapan musim depan bakal menarik. Yamaha akan tampil habis-habisan untuk mengalahkannya (Rossi), dengan menambah kecepatan dan kekuatan pada mesin. Namun, kami harus bekerja lebih keras,” tegas Lorenzo kepada
Autosport.
Lorenzo tak menyangkal jika selama ini hubungannya dengan Rossi tak berjalan baik. Terbukti, manajamen Yamaha membuat sebuah tembok di garasi untuk memisahkan kedua pembalap itu. Bahkan, hengkangnya Rossi ke Ducati disebut-sebut sebagai puncak rivalitas keduanya.
“Saya tidak menyukai tembok itu. Saya mengharapkan Rossi dari sisi kemanusiaan daripada sekedar pertukaran informasi teknis. Ia tidak sengaja membuat saya menjadi yang diunggulkan. Sebab, Rossi membuat saya semakin dekat dan mengenal baik rekan kerja saya, mengingat saya tidak memiliki akses masuk ke daerahnya,” lanjutnya.
Lorenzo menambahkan, dirinya telah belajar banyak dari pembalap Italia itu. Pimpinan klasemen MotoGP ini pun tak takut bersaing dengan Rossi. “Saya tidak pernah gugup lawan Rossi. Namun, saya masih harus banyak belajar, meningkatkan performa dan bekerja keras. Dari Valentino, saya belajar bagaimana mengelola balapan di dalam dan luar trek lebih baik,” tandas pembalap Spanyol itu.
Secara terpisah, bekas pembalap Kenny Robert justru meyakini Rossi bakal sukses berduet dengan Nicky Haiden di Ducati. Hal itu berkaca pada pengalaman Rossi saat baru bergabung dengan Yamaha tahun 2003. Rossi yang dianggap telah ‘habis’ justru mampu meraih beberapa gelar pada musim-musim selanjutnya.
“Saya pikir Valentino adalah tipe orang yang tahu harus bagaimana saat mengambil keputusan macam ini. Saat dia meninggalkan Honda ke Yamaha, semua orang bilang dirinya sudah habis karena Yamaha saat itu sedang dalam kondisi buruk. Tapi ia tahu mengenai pengembangan mesin dan sesuatu yang spesial, yang tak diketahui orang lain.,” kata Robert.
Keputusan Rossi memang beresiko, tapi Robert menilai pembalap Italia itu mampu mengatasinya. “Ia tentu harus mengajak beberapa orang dengannya, dan Ducati juga harus memberikan komitmen penuh bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan seperti yang diinginkannya. Ducati memiliki hasrat yang besar untuk melakukan itu. Jika tidak, maka kedua belah pihak tidak akan berjalan” pungkas pria kelahiran Amerika itu.
[RM]
BERITA TERKAIT: