‘The Doctor’ Mau Dicincang Lorenzo

Jumat, 20 Agustus 2010, 04:30 WIB
‘The Doctor’ Mau Dicincang Lorenzo
RMOL. Dulu kawan, sekarang lawan. Itulah perasaan yang bakal dihadapi dou pembalap Fiat Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Di balapan musim depan, keduanya akan saling berhadapan karena membela tim berbeda.

Lorenzo akan tetap membela Yamaha, se­dangkan rekannya Rossi, mem­be­la tim Ducati. Persaingan ke­dua­­nya bakal sengit, apalagi, ke­duanya sempat dikabarkan tidak har­­monis, lantaran Yamaha me­nga­­naktirikan The Doctor, ju­lu­kan Rossi. Bahkan perseteruan men­ja­di alasan Rossi hijrah ke Du­ca­ti.

Lorenzo mengaku, ke­pin­da­han Rossi menjadi motivasi un­tuk menghabisi karier sang juara Mo­toGP tujuh kali itu. “Balapan mu­sim depan bakal menarik. Ya­maha akan tampil habis-habisan un­tuk mengalahkannya (Rossi), dengan menambah kecepatan dan kekuatan pada mesin. Na­mun, kami harus bekerja lebih ke­ras,” tegas Lorenzo kepada Autosport.

Lorenzo tak menyangkal jika selama ini hubungannya dengan Rossi tak berjalan baik. Terbukti, manajamen Yamaha membuat sebuah tembok di garasi untuk memisahkan kedua pembalap itu. Bahkan, hengkangnya Rossi ke Ducati disebut-sebut sebagai pun­cak rivalitas keduanya.

“Saya tidak menyukai tembok itu. Saya mengharapkan Rossi dari sisi kemanusiaan daripada sekedar pertukaran informasi teknis. Ia tidak sengaja membuat sa­ya menjadi yang diunggulkan. Sebab, Rossi membuat saya se­ma­kin dekat dan mengenal baik rekan kerja saya, mengingat saya tidak memiliki akses masuk ke dae­rahnya,” lanjutnya.

Lorenzo menambahkan, diri­nya telah belajar banyak dari pem­balap Italia itu. Pimpinan kla­se­men MotoGP ini pun tak takut bersaing dengan Rossi. “Saya tidak pernah gugup lawan Rossi. Namun, saya masih harus ba­nyak belajar, meningkatkan per­forma dan bekerja keras. Dari Va­lentino, saya belajar bagai­ma­na mengelola balapan di dalam dan luar trek lebih baik,” tandas pem­balap Spanyol itu.

Secara terpisah, bekas pem­ba­lap Kenny Robert justru me­ya­ki­ni Rossi bakal sukses berduet deng­an Nicky Haiden di Ducati. Hal itu berkaca pada pengalaman Ros­si saat baru bergabung deng­an Yamaha tahun 2003. Rossi yang dianggap telah ‘habis’ jus­tru mampu meraih beberapa ge­lar pada musim-musim se­lan­jut­nya.

“Saya pikir Valentino adalah tipe orang yang tahu harus ba­gai­mana saat mengambil ke­pu­tusan macam ini. Saat dia me­ning­galkan Honda ke Yamaha, se­mua orang bilang dirinya su­dah habis karena Yamaha saat itu sedang dalam kondisi buruk. Ta­pi ia tahu mengenai pengem­ba­ng­an mesin dan sesuatu yang spe­sial, yang tak diketahui orang lain.,” kata Robert.

Keputusan Rossi memang be­re­siko, tapi Robert menilai pem­ba­lap Italia itu mampu meng­ata­si­nya. “Ia tentu harus mengajak be­berapa orang dengannya, dan Ducati juga harus memberikan ko­mitmen penuh bahwa mereka me­miliki kemampuan untuk me­la­ku­kan perubahan seperti yang di­inginkannya. Ducati memiliki ha­srat yang besar untuk me­la­ku­kan itu. Jika tidak, maka kedua be­lah pi­hak tidak akan berjalan” pung­kas pria kelahiran Amerika itu.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA