Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengatakan, STQH ini bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan momentum strategis untuk menguatkan syiar Al Quran dan Hadist sekaligus merawat harmoni sosial dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
STQH tahun ini mengusung tema “Al Quran dan Hadis Merawat Peradaban dan Melestarikan Lingkungan”. Abu Rokhmat menuturkan bahwa tema tersebut mencerminkan sinergi antara program prioritas Menteri Agama tentang moderasi beragama, cinta kemanusiaan, serta pendekatan ekoteologi dalam konteks pelestarian lingkungan.
“Tema ini berkaitan erat dengan program prioritas pemerintahan, terutama yang berhubungan dengan moderasi beragama, cinta kemanusiaan, serta pelestarian lingkungan,” ujar Abu Rokhmad dalam konferensi pers di Kantor Kemenag, Thamrin, Jakarta, Selasa 7 Oktober 2025.
Acara pembukaan akan berlangsung pada Sabtu malam, 11 Oktober 2025 dan dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto. "Kami mengundang Bapak Presiden Prabowo untuk hadir langsung membuka STQH Nasional ke-28. Kehadiran beliau akan menjadi dukungan moral yang besar bagi seluruh peserta dan panitia," ujar Abu Rokhmad.
Ajang STQH akan mempertandingkan sejumlah cabang, antara lain seni baca Al Quran (qira’at), hafalan Al Quran, tafsir Al Quran berbahasa Arab, serta Musabaqah Al Hadits yang mencakup hafalan 100 hadits bersanad, 500 hadits tanpa sanad, dan karya tulis ilmiah tentang hadist.
Total peserta yang akan hadir mencapai 3.921 orang, yang terdiri dari 1.027 peserta inti, 663 peserta pendamping, 364 cadangan, serta pelatih dan official sebanyak 1.500 orang. Selain itu, hadir pula 72 dewan hakim, 250 pejabat pusat dan daerah, serta 10 tamu negara.
Selain kompetisi utama, kata Abu Rokhmad, Kemenag juga menyiapkan berbagai kegiatan pendukung seperti Malam Ta’aruf bersama Dirjen Bimas Islam, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangrukka, dewan hakim, serta para peserta dari 37 provinsi.
BERITA TERKAIT: