Suhu di Aceh Capai 36,1°C, Masyarakat Diminta Tidak Membakar Sampah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Sabtu, 31 Mei 2025, 00:25 WIB
Suhu di Aceh Capai 36,1°C, Masyarakat Diminta Tidak Membakar Sampah
Ilustrasi suhu panas ekstrem melanda Aceh/Net
rmol news logo Suhu udara di wilayah Aceh mencapai tingkat ekstrem pada hari ini, Jumat, 30 Mei 2025. Angka maksimum tercatat sebesar 36,1 derajat Celsius. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda (SIM) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca panas yang tengah melanda sejumlah wilayah di provinsi paling barat Indonesia tersebut.

“Suhu tinggi disebabkan minimnya tutupan awan pada pagi hingga siang hari, sehingga sinar matahari langsung memapar permukaan bumi tanpa hambatan berarti,” kata Kepala Stasiun Meteorologi SIM Banda Aceh, Nasrol Adil, dalam keterangan persnya, dikutip RMOLAceh, Jumat 30 Mei 2025.

Nasrol menjelaskan, citra radar dan satelit menunjukkan tidak ada pertumbuhan awan konvektif, sehingga intensitas panas matahari terasa lebih menyengat. Angin terpantau bertiup dari arah timur laut hingga barat dengan kecepatan antara 5-30 km/jam, sementara kelembaban udara berada di kisaran 50 hingga 85 persen.

BMKG memperkirakan kondisi suhu tinggi ini masih akan berlangsung selama beberapa hari ke depan, terutama di wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara, dan kawasan timur Aceh.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mengantisipasi dampak langsung dari panas ekstrem, seperti dehidrasi, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan yang meningkat akibat kekeringan.

Nasrol juga mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar, menghindari pembakaran sampah, serta tidak membuang puntung rokok sembarangan. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya kebakaran di tengah suhu udara yang tinggi dan kondisi lingkungan yang kering.

Di sisi lain, meski tengah berada di musim kemarau, potensi hujan lebat secara tiba-tiba masih mungkin terjadi pada sore hingga malam hari. Hal ini turut meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi lainnya.

“Perlu kehati-hatian saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat berkendara dalam kondisi cuaca ekstrem yang dapat disertai angin kencang, banjir, atau tanah longsor,” papar Nasrol.

Nasrol juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun terus mengikuti perkembangan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG, guna mendapatkan peringatan dini secara tepat waktu. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA