Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sulap Ruang Kelas SD jadi Posko Pengungsian Banjir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Selasa, 04 Maret 2025, 01:16 WIB
Sulap Ruang Kelas SD jadi Posko Pengungsian Banjir
Anggota Dewan Kebon Sirih asal PKB, Yusuf bersama korban banjir di SD Negeri 22 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin, 3 Maret 2025/Ist
rmol news logo Ruang kelas SD Negeri 22 Pejaten Timur dijadikan pusat pengungsian korban banjir saat terjadi banjir yang melanda kawasan sekitar akibat luapan Sungai Ciliwung di RT 05 RW 05, Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan pada Senin, 3 Maret 2025.  
Selamat Berpuasa
  
Inisiatif ini disampaikan Anggota Dewan Kebon Sirih asal PKB, Yusuf saat mengunjungi korban banjir. Legislator Dapil Jakarta Selatan ini pun langsung bergegas menemui kepala sekolah. 

“Dengan segala hormat kami minta izin agar kepala sekolah mengizinkan beberapa ruang kelas dijadikan ruang pengungsian di RT 05/05 Pejaten Timur,“ kata Yusuf. 

Dibukanya ruang kelas, lanjut dia, akan sangat membantu para korban mengingat rumah para korban sementara tidak bisa ditempati. 

“Saya kira ini emergency, perlu tindakan cepat agar korban juga tidak berlarut-larut di area banjir,” ungkapnya. 

Ia menyampaikan terima kasih atas kerja sama jajaran RT dan RW yang kompak dan solid serta saling mendukung satu sama lain. 

“Di sinilah perlunya kebersamaan agar saling membantu. Namanya juga musibah yang tidak diduga,” jelasnya. 

Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jakarta itu mengaku mendapat banyak masukan dan kritikan terhadap pemda yang belum sepenuhnya melakukan normalisasi Sungai Ciliwung.  

Salah satunya disampaikan langsung Abdurahman yang menjadi Kepala Rukun Warga (RW) 05. Ia berharap banjir kiriman tidak terjadi lagi.

“Ini (harus) yang terakhir. Harapannya sih itu ya, dan program normalisasi Sungai Ciliwung segera direalisasikan dong,” tegas Abdurahman. 

Menjawab masukan dan kriritan dari masyarakat, Yusuf mengaku bakal memperjuangkannya di Kebon Sirih. 

“Masukan-masukan masyarakat tentu penting untuk kita sampaikan ke pemda Jakarta, karena memang ini sudah ada yang hampir tujuh tahun normalisasi dinantikan, sayangnya belum juga dilakukan sepenuhnya,” ungkapnya lagi.

Sebagaimana diketahui, imbas luapan Sungai Ciliwung membuat 52 RT di Pejaten Timur masih terendam banjir hingga saat ini. 

“Masyarakat ini sedang berpuasa, baru dua hari pertama sudah tertimpa musibah. Kita minta pemda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan percepatan, apapun acara segera persoalan ini harus diatasi,” tegasnya lagi.

Yusuf juga meminta agar BPBD DKI Jakarta segera mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Gulkarmat guna melakukan penyedotan genangan.

“Semua elemen perlu sinergi atasi persoalan ini. Segala kebutuhan dasar para korban banjir juga perlu segera dipenuhi,” imbuh Yusuf. 

Bila pemda dan dinas terkait lambat dalam mengatasi persoalan banjir dampak dari luapan Sungai Ciliwung, Yusuf khawatir persoalan akan berlanjut pada dampak kesehatan masyarakat korban banjir. 

“Yang kami khawatirkan adalah kondisi masyarakat korban banjir, jika lambat diatasi persoalan bisa merembet pada kesehatan masyarakat,” bebernya.

Yusuf yang sudah duduk dua periode di DPRD Jakarta mengaku cukup berpengalaman dalam menghadapi situasi bencana di Jakarta. 

“Ini banjir yang tidak diduga-duga warga, karena kondisi tidak hujan juga, banyak warga yang memang tidak siap,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA