Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, melalui Peneliti Ahli Utama BRIN, Erma Yulihastin menyebutkan, fenomena ini dipicu oleh efek pergerakan bibit siklon 97S yang membentuk sistem hujan badai.
Menurut Erma, bibit siklon 97S yang bergerak ke arah barat memicu terbentuknya badai MCC (Mesoscale Convective Complex) yang meluas, mulai dari Lampung hingga Jakarta.
"Efek pergerakan bibit siklon 97S ke barat, terpantau badai MCC meluas menjalar dari Lampung menuju Jakarta timbulkan huder bahkan ekstrem 250 mm di Jakpus (PWS Wisma Asia)," tulis Erma dalam akun X, dikutip Kamis 9 Januari 2025.
Hujan deras yang dipicu oleh pergerakan bibit siklon ini diprediksi akan terus meluas ke wilayah Bandung, pesisir utara Jawa Tengah, dari Brebes hingga Kudus, serta wilayah timur yang akan terus bergerak.
Erma mengingatkan bahwa hujan lebat ini berpotensi berlangsung hingga siang hari, sekitar pukul 14.00 WIB.
"Waspada terhadap potensi banjir dan dampak buruk lainnya," kata Erma.
Bibit siklon 97S ini berasal dari vortek yang sebelumnya terpantau di selatan Jawa Timur-Bali.
Meskipun suhu permukaan laut di selatan Jawa mendingin, vortek ini tetap dapat memperkuat dan berkembang menjadi siklon. Efek ini menyebabkan pembentukan sistem hujan badai yang meluas dan bertahan lebih lama.
BERITA TERKAIT: