Menurut informasi yang diterima redaksi jenazah Faisal akan disemayamkan di kediaman duka di Komplek Gudang Peluru, Blok A 60, Jakarta Selatan, dan akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Menteng Pulo setelah shalat Ashar. Sebelumnya, jenazah akan dishalatkan di Masjid Az Zahra, Gudang Peluru.
Selain sebagai ekonom, Faisal Basri yang lahir di Bandung pada 6 November 1959 juga dikenal sebagai politikus. Ia merupakan salah seorang pendiri Majelis Amanah Rakyat (MARA) yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional (PAN). Pada periode 1998-2000 ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal mendampingi Amien Rais dan menjabat sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan pada 2000-2001.
Faisal dikenal sebagai pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) serta beberapa organisasi lain seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.
Setelah keluar dari PAN, Faisal Basri mendirikan Pergerakan Indonesia pada 2001. Dia juga pernah menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).
Faisal Basri menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan pendidikan S-2 di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika tahun 1988.
Pria berdarah Angkola ini merupakan salah seorang keponakan dari almarhum Wakil Presiden RI Adam Malik. Basri merupakan nama ayahnya, Hasan Basri Batubara, yang ia lekatkan kepada dirinya sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada ayahnya.
Faisal Basri juga pernah ikut bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta yang digelar tahun 2012 dari jalur independen. Ia menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb, sebagai calon wakil gubernur. Dalam pilkada DKI Jakarta itu ia memperoleh suara lebih sedikit dari Joko Widodo, Fauzi Bowo, dan Hidayat Nur Wahid, namun lebih banyak dari Alex Noerdin dan Hendardji Soepandji.
Faisal Basri meninggalkan seorang istri, Syafitrie Nasution, dan tiga anak, Anwar Ibrahim Basri, Siti Nabila Azuraa Basri, dan
Muhammad Attar Basri.
BERITA TERKAIT: