Ketua Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Jakarta Barat, Hendra mengatakan, tingginya angka kasus DBD di Jakarta Barat membuktikan bahwa walikota Jakarta Barat tidak serius dalam kerja, terutama dalam penanggulangan wabah DBD.
"Tidak ada keseriusan walikota Jakarta Barat dalam menyikapi tingginya angka DBD di Jakbar" kata Hendra melalui siaran persnya, Minggu (31/3).
Hendra menyebutkan, dibanding walikota lainnya yang langsung bertindak cepat, walikota Jakarta Barat ini malah terkesan santai.
"Harusnya walikota Jakarta Barat sigap dan bergerak cepat untuk mengoordinasikan jajarannya dalam menyikapi tingginya angka DBD di Jakarta Barat," kata Hendra.
Hendra mendorong walikota Jakarta Barat harusnya bisa segera mengoordinasikan bidang kesra, kemasyarakatan dan SDM, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asisten Administrasi Umum, Kepala Suku Dinas Kesehatan beserta jajarannya, Kaban Linmas kota Jakarta Barat, Camat dan Lurah untuk bergerak bersama-sama menanggulangi tingginya angka demam berdarah.
"Banyak perumahan mewah dan perkantoran elite di Jakarta yang tak tersentuh untuk diperiksa jentik nyamuknya," kata Hendra.
Diungkapkan Hendra, padahal potensi jentik di perumahan mewah itu lumayan besar di mana mereka memiliki jambangan bunga di pekarangannya, akuarium, dispenser, kolam ikan dan kolam renang.
Hendra mengungkapkan, kesulitannya adalah izin yang ketat dan cenderung menolak jika akan diperiksa jentik nyamuk, sehingga butuh peran walikota agar perumahan mewah dan perkantoran elite bisa diperiksa jentik nyamuknya.
"Walikota harus pro aktif jangan pasif, butuh terobosan dalam menyempurnakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk ) di Jakarta Barat," kata Hendra.
Terakhir Hendra mengingatkan walikota Jakarta Barat untuk mengeluarkan imbauan kepada warga di perumahan mewah dan perkantor elite untuk bisa menjadi jumantik mandiri.
BERITA TERKAIT: