Dalam kunjungannya ke Indonesia, President Global Vaccine Business Unit Takeda, dr. Derek Wallace menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Indonesia tersebut.
Sebagai salah satu negara yang paling terdampak, keluarga dan sistem kesehatan nasional Indonesia menghadapi beban cukup berat akibat dengue. Namun, Indonesia melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (SNPD) 2021-2025, menunjukkan kepemimpinan kuat dalam memerangi DBD dengan yang memprioritaskan upaya pencegahan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam pencegahan DBD, di mana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bersinergi secara efektif untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa ini,' kata Derek Wallace dalam acara bersama media di Jakarta, Kamis (19/9).
DBD, yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue, merupakan penyakit serius yang bisa menyerang seseorang lebih dari sekali, dengan infeksi lanjutan yang berpotensi lebih parah.
World Health Organization (WHO) mencatat, hingga April 2024, terdapat lebih dari 7,6 juta kasus global dengan lebih dari 3.000 kematian. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat prevalensi DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan lebih dari 190.561 kasus dan 1.141 kematian dilaporkan hingga minggu ke-36 tahun ini, meningkat dari 114.720 kasus dan 894 kematian di tahun 2023.
Beban ekonomi DBD juga signifikan; BPJS Kesehatan mencatatkan pembiayaan hingga Rp 1,3 triliun pada 2023, meningkat tajam dari Rp 626 milyar di tahun sebelumnya.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D, menegaskan pemerintah berkomitmen penuh untuk terus memerangi DBD melalui langkah preventif yang terintegrasi.
“Melihat peningkatan kasus yang terjadi dari tahun 2023 sampai dengan 2024 saat ini, menunjukkan perlunya langkah pencegahan yang lebih efektif dan inovatif," ujarnya.
Pemerintah Indonesia pun mendukung komitmen dengan enam strategi nasional penanggulangan dengue.
Enam strategi itu adalah;
- Manajemen penguatan vektor aman dan berkesinambungan
- Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue
- Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif
- Peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan
- Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan-manajemen program, dan kemitraan; dan Pengembangan kajian, intervensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.
Namun, tentunya keberhasilan penanggulangan dengue tidak hanya tergantung pada komitmen pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 memperlihatkan kepemimpinan Indonesia dalam penanggulangan DBD, yang menjadi wujud komitmen dalam mengejawantahkan peta jalan Neglected Tropical Diseases (NTD) 2020-2030 dari WHO, di mana dengue menjadi salah satu penyakit tropis yang perlu dieliminasi pada tahun 2030. Strategi nasional ini menjadi dasar kolaborasi dan
pembuatan strategi preventif DBD.
Beberapa program yang telah dilaksanakan pemerintah Indonesia di antaranya mencanangkan langkah-langkah pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), serta intervensi inovasi seperti pelepasan nyamuk ber-Wolbachia.
Pemerintah jugamenjalin berbagai kemitraan multi sektor di antaranya dengan menjadi tuan rumah InternationalArbovirus Summit 2024.
Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Kaukus Kesehatan DPR RI, dengan didukung oleh Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program, dan para pemangku kepentingan lintas-sektor, juga meluncurkan Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue pada tahun 2023 guna merumuskan penanggulangan DBD yang lebih menyeluruh di Indonesia.
Komitmen kuat untuk mencegah DBD, tidak hanya datang dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan semua pihak perlu berperan aktif dalam mencegah DBD untuk membuat perubahan.
“Pencegahan adalah kunci melawan DBD. Ada tiga langkah yang bisa kita lakukan bersama-sama yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain seputar DBD serta pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan 3M Plus,dan terakhir memanfaatkan metode pencegahan yang inovatif seperti vaksin DBD," paparnya.
Takeda di Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam melawan DBD melalui pencegahan inovatif.
"Kami bekerja sama dengan seluruh jajaran pemerintah dan pemangku kepentingan swasta untuk menciptakanlingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” tegasnya.
BERITA TERKAIT: