Banyak padi yang tinggal menunggu masa panen roboh tertiup angin deras saat hujan. Kondisi itu menyebabkan hasil padi menjadi seperti kecambah.
"Kualitas padi dan hasil produksinya juga ikut turun," kata Joko, petani di Muara Telang, dikutip
Kantor Berita RMOLSumsel, Minggu (25/2).
Menurutnya, kualitas padi yang kurang bagus tersebut bakal berimbas terhadap harga jual.
"Pastinya hanya bisa dijual di bawah harga pasar karena kualitasnya jelek," ungkapnya.
Persoalan ini terjadi di beberapa wilayah di Kecamatan Muara Telang, dan mayoritas merata. Oleh karena itu, dia berharap ada perhatian dari Pemerintah untuk mengatasi persoalan ini.
"Seperti membantu bibit baru dan lain sebagainya," tukasnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian dan Hortikultura, Sarip ketika dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan laporan terkait hal itu. Hanya saja, pihaknya akan menindaklanjuti persoalan petani itu, dan mencari solusi agar dapat teratasi.
Diketahui, Kabupaten Banyuasin masih berada di posisi keempat secara nasional penghasil beras sebanyak 915.748 ton. Untuk peringkat pertama Kabupaten Indramayu dengan jumlah 1.419.736 ton, kemudian Karawang sebanyak 1.096.657 ton, dan posisi empat Subang sebanyak 1.016.077 ton.
Pada 2023, luas panen Kabupaten Banyuasin mencapai 177.444 hektare. Banyuasin juga berada di peringkat ketiga luas panen, peringkat pertama Indramayu 231.354 hektare dan kedua kerawang 182.672 hektare.
BERITA TERKAIT: