Aksi ini diinisiasi oleh Pimpinan Daerah Pelajar Al-Washliyah (PD IPA) Kota Medan dan Humanity United Project Indonesia (PW HUPI Sumut) di depan Konsulat Jenderal China di Jl. Walikota, Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun Kota Medan pada Kamis (31/8).
"Kekerasan demi kekerasan yang dialami Muslim Uighur di Tiongkok sungguh menyesakkan dan memilukan. Terutama selama ini diduga kekerasan itu masih berlanjut namun diduga disembunyikan," ujar Ketua PD IPA Ahmad Irham Tajhi saat berorasi.
Irham mencatat, lebih dari satu juta orang etnis Uighur dan minoritas Muslim lain saat ini masih ditahan di kamp konsentrasi.
Untuk itu, Irham menyebut ada empat poin yang menjadi tujuan demonstrasi tersebut. Pertama, menuntut pemerintah China menghentikan genosida dan diskriminasi etnis Uighur. Kedua, menuntut keterbukaan informasi dan akses investigasi lembaga independen. Ketiga, menuntut tindakan dari pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap China terkait genosida Uighur. Keempat, mengajak masyarakat Indonesia untuk turun andil mendorong agar hentikan kekerasan.
Lebih lanjut Irham, ingin masyarakat turut serta mendorong pemerintah dan pihak China untuk menghentikan genosida dan kerja paksa.
“Hal itu tentu tidak dapat ditolerir dan tidak boleh terus menerus dibiarkan karena kejahatan seperti itu sungguh tidak berprikemanusiaan,” pungkas Irham.
BERITA TERKAIT: